TEORI-TEORI
HUBUNGAN INTERNASIONAL
Berbicara
tentang Hubungan Internasional, pastinya tak terlepas dari hubungan antar satu
bangsa atau Negara ke yang lainya, akan tetapi, pandangan tentang pemikiran
Hubungan Internasional sendiri berawal dari sebuah traktat atau Perdamaian Westphalia yang juga
dikenal dengan nama Perjanjian
Munster dan Osnabruck
pada tahun 1648, adalah serangkaian perjanjian yang mengakhiri Perang Tiga
Puluh Tahun dan secara resmi mengakui Republik Belanda dan Konfederasi Swis
ketika sistem negara modern mulai dikembangkan.
Sebelumnya,
organisasi-organisasi otoritas politik abad pertengahan Eropa didasarkan pada
tatanan hirarkis yang tidak jelas. Dalam perdamaian Westphalia terbentuk konsep
legal tentang kedaulatan, yang pada dasarnya berarti bahwa para penguasa, atau
kedaulatan-kedaulatan yang sah tidak akan mengakui pihak-pihak lain yang
memiliki kedudukan yang sama secara internal dalam batas-batas kedaulatan
wilayah yang sama. Otoritas Yunani dan Roma kuno kadang-kadang mirip dengan
sistem Westphalia, tetapi keduanya tidak memiliki gagasan kedaulatan yang
memadai.
Sistem
pemikiran Westphalia mendorong bangkitnya negara sampai bangsa,
institusionalisasi terhadap diplomasi dan tentara. Sistem pemikiran ini
kemudian ‘diexpor’ ke Amerika, Afrika, dan Asia, lewat kolonialisme, dan
standar-standar peradaban. Sistem internasional kontemporer akhirnya dibentuk
lewat dekolonisasi selama Perang Dingin. Namun, sistem ini agak terlalu
disederhanakan, sementara sistem negara-bangsa dianggap modern, banyak negara
tidak masuk ke dalam sistem tersebut dan disebut sebagai pra-modern. Lebih
lanjut, beberapa telah melampaui sistem negara-bangsa dan dapat dianggap
pasca-modern. Kemampuan wacana HI untuk menjelaskan hubungan-hubungan di antara
jenis-jenis negara yang berbeda ini diperselisihkan. Level-level analisis
adalah cara untuk mengamati sistem internasional, yang mencakup level
individual, negara-bangsa domestik sebagai suatu unit, level internasional yang
terdiri atas persoalan-persoalan transnasional dan internasional level global.
Bersamaan
dengan perkembangan peradaban dan pemikiran manusia, teori tentang Hubungan
Internasional berkembang berdasakan fase-fase yang kesemua itu bermula dari:
Current
History: sebagai ladang penyelidikan intelektual yang sebagian
besar dipengaruhi fenomena abad ke-20. Akar-akar sejarah disiplin ini terletak
pada sejarah diplomatik yang merupakan salah satu pendekatan untuk memahami HI
yang berfokus pada deskripsi kejadian-kejadian sejarah, bukan eksplanasi teori.
Untuk kemudahan, aliran ini disebut pendekatan Current History terhadap studi HI.
Idealisme
Politik: Berawal setelah Perang Dunia I yang membuka pintu
terhadap revolusi paradigma dalam studi HI. Sejumlah perspektif HI berusaha
menarik perhatian para peminatnya pada periode ini. Meskipun demikian, aliran current history masih
memiliki pengikutnya. Aliran ini semakin kuat setelah Perang Dunia II, terutama
di Amerika Serikat. Pacuan senjata yang marak ketika Perang Dingin semakin
mengukuhkan perspektif Realisme.
Realisme
Politik: perspektif Realisme lahir dari kegagalan membendung
Perang Dunia I dan II, terutama di Amerika Serikat. Pacuan senjata yang marak
ketika Perang Dingin semakin mengukuhkan perspektif Realisme.
The
Behavior approach (pendekatan perilaku): aliran realism klasik menyiapkan
secara serius pemikiran teoritis mengenai kondisi global dan empiris. Namun
demikian ketidak-kuasaan karena kurangnya data, reaksi tandingan, kesuliran
dalam peristilahan dan metode, mendapatkan momentum pada tahun 1960-an dan awal
1970-an. Disebabkan pendekatan perilaku terhadap studi Hubungan Internasional
maka banyak mempengaruhi pendekatan terhadap teori dan logika serta metode
penelitian.
The
Neoralist Structural Approach (pendekatan
Neoralisme Struktural): pandangan ini membedakan antara eksplanasi peristiwa
politik internasional di tingkat nasional seperti negara yang diketahui sebagai
politik luar negeri dengan eksplanasi peristiwa di tingkat sistem internasional
yang disebut sistem atau teori sistem.
Institutionalisme
Neoliberal: Seperti halnya neoliberal, institutionalis neoliberal
menggunakan teori structural politik internasional. Mereka terutama
berkonsentrasi kepada sistem internasional, bukannya karakteristik unit atau
sub unit di dalamnya, namun mereka member lebih banyak perhatian pada bagaimana
cara lembaga internasional dan aktor non negara lainnya mempromosikan kerja
sama internasional. Daripada halnya menggambarkan dunia di mana negara-negara
di dalamnya enggan bekerja sama karena masing-masing merasa tidak aman dan
terancam oleh yang lainya, Institusionalis Neoliberal membuktikan syarat-syarat
kerja sama yang mungkin dihasilkan dari kepentingan yang tumpang tindih di
antara entitas politik yang berdaulat.