Konsep Balanced Scorecard

Menurut Robert S. Kaplan dan David P. Norton (2000, p8), Balanced Scorecard adalah suatu sistem manajemen penilaian dan pengendalian yang secara cepat,  tepat  dan  komprehensif  dapat  memberikan  pemahaman  kepada  manajer tentang kinerja bisnis. Kaplan dan Norton telah memperkenalkan Balanced Scorecard pada tingkat organisasi enterprise. Prinsip dasar dari Balanced Scorecard ini adalah titik pandang penilaian sebuah perusahaan hendaknya tidak hanya dilihat dari segi finansial saja tetapi juga harus ditambahkan dengan ukuran-ukuran dari perspektif lainnya seperti tingkat kepuasan pelanggan, proses internal dan kemampuan melakukan inovasi. Balanced Scorecard lebih dari sekedar sistem pengukuran taktis atau  operasional.  Perusahaan  yang  inovatif  menggunakan  Balanced  Scorecard sebagai sistem manajemen strategis, untuk mengelola strategi jangka panjang dan menghasilkan proses manajemen seperti:
 Memperjelas dan menerjemahkan visi dan strategi.
 Mengkomunikasikan dan mengkaitkan berbagai tujuan dan ukuran strategis.
• Merencanakan, menetapkan sasaran, dan menyelaraskan berbagai inisiatif strategis.
 Meningkatkan umpan balik dan pembelajaran strategis.

BSC membagi strategi dan pengukurannya ke dalam empat perspektif, yaitu keuangan, proses bisnis internal, pelanggan, dan inovasi. Empat perspektif ini bisa disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan, jadi bisa ditambah ataupun diganti.
  Perspektif Keuangan
Dalam perspektif ini BSC masih menggunakan indikator keuangan perusahaan yang sering digunakan, misalnya return on investment, return on equity, economic value added, dan lain-lain. Pengukuran ini untuk melihat apakah penerapan strategi bisa mendatangkan manfaat ekonomis bagi perusahaan, karena kinerja keuangan menentukan apakah perusahaan masih bisa menjalankan bisnisnya.
  Perspektif Proses Bisnis Internal
Dalam  perspektif  ini  kita  mencoba  untuk  mengidentifikasi  proses bisnis  yang  tengah  berjalan  dan  kemungkinan  untuk  peningkatan  kinerja proses bisnis ataupun  penciptaan proses baru. Ukuran yang sering digunakan adalah tingkat kecepatan respons, waktu pelayanan, dan lain-lain.
 Perspektif Pelanggan
Dalam perspektif ini perusahaan mengidentifikasi segmen pasar di mana perusahaan akan berkompetisi. Ukuran yang sering dipakai adalah customer satisfaction, customer retention, new customer aqcuisition, customer profitability, dan lain-lain.
 Perspektif Inovasi
Perspektif ini juga sering disebut sebagai learning and growth. Dalam perspektif ini yang menjadi sorotan adalah kinerja di masa mendatang dan faktor-faktor yang mendukungnya. Kalau ketiga perspektif terdahulu mengidentifikasi tujuan perusahaan di masa depan, maka di perspektif ini dijabarkan kemampuan organisasi seperti apa yang mampu mendukung tujuan yang telah ditetapkan. Ukuran yang sering dipakai misalnya tingkat kepuasan karyawan, jumlah usulan oleh karyawan, dan lain-lain.

Berikut adalah gambar empat perspektif BSC 
Balanced Scorecard

Balanced Scorecard
(Ward dan Peppard, 2002, p208)
Konsep BSC didasarkan pada asumsi bahwa efisiensi penggunaan modal investasi tidak lagi menjadi penentu tunggal untuk keunggulan kompetitif, tapi faktor seperti modal intelektual, penciptaan pengetahuan atau orientasi pelanggan yang sangat baik menjadi lebih penting. BSC digunakan untuk berkomunikasi dan mengkoordinasikan   deskripsi strategi bisnis. Kesenjangan antara perencanaan strategis dan operasi bisa dijembatani dan pencapaian jangka panjang dari tujuan strategis dijamin dengan aplikasi yang konsisten dan perumusan strategi bisnis yang sebelumnya ditetapkan dalam empat perspektif BSC. (Figge, Hahn, Schaltegger, dan Wagner, 2002)

Dengan adanya konsep Balanced Scorecard akan terus memelihara arah dan kemajuan perusahaan sesuai dengan apa yang menjadi visi dan misi organisasi. Selain itu Balanced Scorecard akan membantu perusahaan dalam menyelaraskan tujuan dengan satu strategi yang ingin diterapkan, karena Balanced Scorecard membantu mengeliminasi berbagai macam strategi manajemen puncak yang tidak sesuai dengan strategi karyawan dengan cara membantu karyawan untuk memahami bagaimana peran serta mereka dalam rangka peningkatan kinerja perusahaan secara keseluruhan. (Ciptani, 2000)

Banyak perusahaan menerapkan konsep balanced scorecard untuk meningkatkan kinerja sistem pengukuran. Mereka mencapai hasil yang nyata, tetapi terbatas. Mengadopsi konsep tersebut  memberikan klarifikasi, konsensus, dan fokus pada  peningkatan  kinerja  yang  diinginkan.  Baru-baru  ini,  kita  telah  melihat perusahaan memperluas penggunaan balanced scorecard, menggunakan itu sebagai dasar dari suatu sistem manajemen strategi    terpadu.    Banyak perusahaan menggunakan scorecard untuk :
‐              Mengklarifikasi dan memperbaharui strategi.
‐              Mengkomunikasikan strategi ke perusahaan.
‐              Menyelaraskan tujuan masing-masing unit dan individu dengan strategi
‐              Menghubungkan tujuan strategis untuk target jangka panjang dan budget tahunan.
‐              Mengidentifikasi dan menyelaraskan gagasan strategi
‐              Melakukan tinjauan kinerja secara berkala untuk mempelajari dan meningkatkan
rategi.

Balanced scorecard memungkinkan perusahaan untuk menyesuaikan proses manajemen  dan  seluruh  organisasi  berfokus  pada  pelaksanaan  strategi  jangka panjang. Pada National Insurance, scorecard menyediakan CEO dan manajernya dengan kerangka kerja terpusat, mereka dapat merancang ulang setiap bagian dari sistem manajemen perusahaan. Dan karena hubungan sebab akibat yang melekat dalam scorecard, perubahan dalam satu komponen sistem yang diperkuat perubahan sebelumnya yang dibuat di tempat lain. Oleh karena itu, setiap perubahan yang dilakukan selama periode 30 bulan ditambah dengan momentum yang membuat organisasi  bergerak  maju  dalam  arah  yang  telah  disepakati.  Tanpa  balanced scorecard, kebanyakan organisasi tidak dapat mencapai visi dan tindakan yang sama secara konsisten sebagai usaha mereka untuk mengubah arah dan memperkenalkan strategi dan proses baru. Balanced scorecard memberikan kerangka kerja untuk mengelola pelaksanaan strategi sementara juga memungkinkan strategi itu sendiri untuk berkembang sebagai respon terhadap perubahan dalam pasar kompetitif perusahaan,, dan lingkungan teknologi. (Kaplan dan Norton, 1996)

Subscribe to receive free email updates: