Suatu corak istimewa dari mesolitikum ialah adanya
peninggalan-peninggalan yang disebut dengan Kjokkenmoddinger.
Kjokkenmoddinger berasal dari istilah bahasa Denmark (kjokken = dapur,
modding = sampah, jadi arti sebetulnya : sampah-sampah dapur).
Didapatkannya di sepanjang pantai Sumatra Timur Laut. Bekas-bekas itu
menunjukkan telah adanya penduduk pantai yang tinggal dalam rumah-rumah
bertonggak. Hidupnya terutama dari siput dan kerang. Siput-siput itu
dipatahkan ujungnya, kemudian dihisap isinya dari bagian kepalanya.
Kulit-kulit siput dan kerang yang dibuang itu selama waktu yang
bertahun-tahun, mungkin ratusan atau ribuan tahun, akhirnya menjadi
bukit kerang yang beberapa meter tinggi. Bukit inilah yang dinamakan
kjokkenmoddinger.
Waktu bukit-bukit itu pertama kali ditemukan, para ahli geologi mengira
bahwa itu adalah suatu lapisan bumi yang sangat istimewa. Tetapi
kemudian dapat ditunjukkan bahwa bukit-bukit itu terjadi oleh tangan
manusia (meskipun tanpa disengaja). Dari dalam bukit-bukit kerang itu
banyak didapatkan kapak-kapak genggam yang ternyata berbeda dari chopper
(kapak genggam paleolitikum). Kapak genggam mesolitikum itu dinamakan
pebble atau juga menurut tempat penemuannya, kapak Sumatra.
Suatu macam kapak lagi yang sangat aneh dan hanya terdapat di jaman
mesolitikum, ialah yang dinamakan hache courle (kapak pendek). Bentuknya
kira-kira setengah lingkaran, dan seperti kapak genggam juga dibuatnya
dengan memukuli dan memecahkan batu, dan tanpa diasah. Tajamnya terdapat
pada sisi yang lengkung. Kecuali kapak-kapak itu dari bukit kerang
ditemukan pulang berbagai pipisan (batu-batu penggiling beserta
landasannya).