Buku pelajaran TOEFL yang paling luas pemakaiannya di Indonesia
adalah dari Barron: How to Prepare for TOEFL. Seorang rekan dari lulusan sebuah
sekolah di Bandung yang bekerja di Bappenas mampu mencapai nilai 620 dengan
memakai buku ini.
Bagaimana cara dia belajar? Ia menghafal mati pola-pola
structure yang terdapat pada buku ini!
Cara SALAH meningkatkan skor TOEFL yaitu mengikuti
test TOEFL berulang-ulang TANPA DIBEKALI penguasaan pemahaman struktur bahasa
inggris. Cara TEPAT meningkatkan skot TOEFL yaitu latihan penguasaan struktur
bahasa Inggris.
Buku itu sebetulnya disusun untuk orang yang sudah rada canggih Bahasa Inggris
nya. Untuk jelasnya, silahkan Anda baca sendiri kata pengantarnya.
Buku Barron mengajar para pembacanya dengan memberikan
puluhan pola-pola structure yang harus diketahui para pembaca. Dilanjutkan
dengan contoh kalimat yang benar serta contoh kalimat yang salah tanpa
penjelasan yang mendalam. Seandainya Anda sudah mempunyai dasar bahasa Inggris
yang cukup bagus, buku dari Barron (dan juga beberapa buku TOEFL lainnya yang
menggunakan pola pengajaran yang sama) cukup baik Anda pelajari karena
pola-pola ini akan mengingatkan kembali pada hal-hal “remeh” yang Anda lupakan.
Sebaliknya, jika Anda tidak mempunyai dasar bahasa Inggris
yang baik, ketika Anda membaca buku ini, kepala Anda akan terangguk -angguk:
betapa mudahnya balajar TOEFL, kita hanya disuguhi pola-pola structure belaka.
Akan tetapi, ketika Anda menginjak pola yang ke 30, kemungkinan besar Anda
sudah melupakan pola 1 sampai dengan 10! Buku ini menurut saya, bersifat
mengingatkan tapi kurang memberikan pengertian pada para pembacanya.
Jika Anda mempunyai TOEFL awal (tanpa belajar) sekitar 500,
sebaiknya Anda memakai buku dari Cliffs: TOEFL Preparation Guide. Saya sendiri
memakai buku Cliffs. Seorang karyawati BDN tamatan sebuah perguruan
tinggi Bandung, mampu mencapai nilai 643 dengan buku Cliffs ini. Ketika
saya tanya apa rahasianya, jawabnya: “Saya suka dan terbiasa membaca novel
berbahasa Inggris sejak lama!”
Seorang lulusan STAN mampu mendapatkan nilai 667 (!) …
karena ketika ia masih kecil ia sudah dibiasakan berbahasa Inggris. Hal yang
sama juga terjadi pada seorang mahasiswa undergraduate bidang political science
di University of Houston.
Jika dasar pengetahuan bahasa Inggris Anda kurang bagus
(nilai TOEFL sekitar 400-an), sebaiknya Anda memakai buku berjudul Building
Skill for TOEFL terbitan Nelson atau Bina Rupa Aksara (khusus hak edar
Indonesia). Di Indonesia, belilah sekaligus dengan kaset dan kunci bahasannya.
Jika Anda membeli bukunya terlebih dahulu, belum tentu Anda dapat membeli
kasetnya secara terpisah di kemudian hari.
Buku Preparation Course for the TOEFL terbitan Longman
dengan pengarang Deborah Phillips cukup bagus juga untuk dipertimbangkan
membelinya. Susunan buku ini mirip sekali dengan buku terbitan Binarupa Aksara.
Sayangnya, buku Longman ini cukup sulit Anda temui di Indonesia.
Omong-omong, kenapa sih saya menulis kitab pusaka ini?
Saya melihat beberapa orang yang sudah belajar keras menghadapi TOEFL, akan
tetapi TOEFL nya nggak bisa naik. Hal yang sama pernah terjadi pada saya! Saya
pernah kursus TOEFL dan saya tidak mendapatkan hasil dari tempat kursus
tersebut.
Tempat kursus tersebut, seperti lazimnya tempat kursus di
Indonesia, memakai buku Barron sebagai buku pegangan utamanya. Bukannya
nilai saya naik, tapi nilai saya turun. Padahal, menurut saya, sayalah peserta
kursus yang paling rajin sedunia! Kalau murid sudah rajin, tapi tidak bisa
juga, satu atau beberapa kemungkinan dibawah ini dapat terjadi:
1. Muridnya bloon.
2. Gurunya kurang cerdas.
3. Metoda pengajaran sang guru tidak tepat.
4. Metoda belajar sang murid nggak benar.
Untuk kasus saya, saya menganggap no. 1 dan 2 tidak mungkin
terjadi. Kemungkinannya adalah 3 & 4. Saya nggak mungkin mengubah no. 3
secara revolusioner demi kepentingan saya … siapa sih saya ini? He, he, he
… Karena itulah, saya berusaha menemukan sendiri no. 4: metoda belajar
yang cepat dan cocok untuk saya.
Seorang guru pernah menjadi seorang murid. Akan tetapi,
ketika ia menjadi guru, ia lupa melupakan cara berpikir seorang murid. Jadi,
jangan heran jika banyak guru pintar yang tidak bisa mengajar.
Saya mempunyai banyak buku TOEFL. Setelah membandingkan
isinya, akhirnya saya memutuskan untuk memakai buku Cliffs. Saya memakai buku
Cliffs karena buku inilah yang memberikan pelajaran mengenai structure secara
mendetail.
Saya tidak memakai buku dari Nelson/Binarupa Aksara karena,
menurut saya, kita harus mengerjakan latihan bagian per bagian jika kita ingin
menguasai structure melalui buku ini. Di lain pihak, kita tidak perlu
mengerjakan latihan bagian per bagian jika kita ingin menguasai structure
melalui buku Cliffs.
Walaupun demikian, bukan berarti latihan soal tidak penting…
seorang pemain basket yang mahir, tidak cukup hanya dengan membaca buku teori
saja. Metoda latihan saya akan Anda jumpai juga dalam kitab pusaka ini. Cara
saya belajar dengan memakai buku Cliffs mudah-mudahan pas pula buat Anda.
Di halaman muka dari buku Cliffs, Anda dapat menemukan
petunjuk pemakaian / cara belajar dengan memakai buku Cliffs. Akan tetapi, saya
tidak memakainya karena metodanya nggak pas buat saya, … kurang cepat. Metoda
belajar saya didasari atas tiga pemikiran: 1. Bagaimana menguasai
structure/grammar secara cepat. 2. Bagaimana kita belajar dari kesalahan yang
kita buat. 3. Berusaha mengerti daripada sekedar menghafal.
Nomer 3 penting buat saya karena:
1. Saya percaya, kita mempunyai daya ingat yang terbatas.
Misalnya saat ini otak kita menyimpan 1.000 data (baca: 1.000 hafalan). Kita
masukkan lagi 500 data. Belum tentu otak kita kemudian menyimpan 1.500 data.
Kenapa? Ada kemungkinan 200 atau 300 data yang sebelumnya
kita simpan akan hilang. Jadi total data yang baru adalah 1.300 atau 1.200
saja.
2. Kalau kita berusaha mengerti, jika kita terlupa, dengan
mudah kita akan dapat menggali pengertian/informasi yang sudah kita pelajari
sebelumnya hanya dengan melihat kembali informasi tersebut sekilas saja. Lebih
lanjut lagi, kita dapat menggali informasi yang kita lupakan dengan melihat dan
mengorelasikannya dengan informasi lain.
Ada satu hal lagi yang perlu Anda catat : janganlah Anda
minder ketika menghadapi seseorang yang mempunyai oral ability yang tinggi.
Belum tentu ia mampu mencapai nilai TOEFL yang tinggi.
Kenapa demikian? Karena ia belum tentu mempergunakan kaidah
bahasa Inggris yang baku. Sebaliknya, orang yang memiliki writing ability yang
baik, kemungkinan besar ia mampu mendapatkan nilai TOEFL yang tinggi.
I.A. STRUCTURE AND WRITTEN EXPRESSION
Saya menekankan struktur (Section II dari
TOEFL) sebagai bagian yang paling penting dari dua bagian lainnya.
Section I, II, dan III berturut-turut terdiri dari 50, 40, dan 60 soal untuk
short version. Karena nilai maksimum per section hampir sama (berturut-
turut: 68, 67, dan 67 menurut Cliffs), mudah dimengerti bahwa kesalahan pada
satu soal pada Section II akan lebih besar pengaruhnya terhadap total nilai
dibandingkan kesalahan pada section yang lain.
Mengenai pentingnya penguasaan grammar / structure, dapat
juga diilustrasikan sbb: Jika Anda tidak mengerti macam-macam
bentuk conditional (if), Anda tidak akan dapat memberikan interpretasi yang
benar ketika soal jenis ini muncul pada Section I atau Section III.
Bagaimana cara belajar struktur? Pertama, pelajari
teori struktur bagian perbagian secara berurutan hingga mengerti.
Tandai seluruh kata yang tidak Anda ketahui artinya. Terjemahkanlah setelah
selesai per bab, jangan menerjemahkan per kata setiap saat Anda menjumpai kata
yang sulit. Mohon dibedakan antara membaca untuk sekedar tahu dan membaca untuk
belajar. Jika Anda membaca hanya sekedar untuk tahu, tentunya Anda tidak perlu
tahu arti seluruh kata yang tidak Anda ketahui. Manfaat kerajinan Anda dalam
menerjemahkan juga akan Anda rasakan ketika menghadapi Section III.
Exercise perbagian bisa ditinggalkan terlebih dahulu.
Misalkan saja sekarang Anda sudah belajar mengenai noun sampai
mengerti, kemudian melanjutkan ke bab selanjutnya, misalnya
mengenai pronoun. Waktu Anda belajar pronoun, ternyata
pelajaran mengenai noun Anda lupa lagi: Cuek saja. Yang penting, sewaktu
membaca bagian noun tersebut, Anda sudah mengerti. Dengan cara ini, Anda
hanya membutuhkan waktu 5 hari untuk mempelajari stuktur. Kalau lebih ngebut
lagi, barangkali hanya butuh waktu 3 hari.
Selanjutnya, kerjakan TOEFL Model Test I Section II
saja. Setelah selesai, janganlah melihat explanatory answer
terlebih dahulu. Tapi, ceklah hanya dengan kunci jawabannya saja. Tandai
jawaban mana yang benar dan mana yang salah. Periksa kembali
pekerjaan Anda. Usahakan mengerti sendiri kenapa jawaban tersebut
salah.
Jika belum mengerti juga, cobalah membuka kembali teori
struktur yang telah Anda pelajari di muka. Disinilah enaknya kita
memakai buku Cliffs: Pada setiap kunci jawabannya, terdapat juga angka yang
merujuk pada nomer halaman dimana kita dapat menemukan teori untuk mengatasi
soal yang bersangkutan. Jika Anda membaca ulang teori dari problem yang
bersangkutan, tapi Anda belum mengerti juga, barulah Anda dengan
terpaksa mempelajari bagian explanatory answer.
Kalau sudah menyelesaikan Model Test I Section II, janganlah
tergesa-gesa untuk berpindah ke bagian Listening (Section I) atau Vocabulary
and Reading Comprehension (Section III), akan tetapi kerjakan segera TOEFL
Model Test II Section II. Rasakan kemudahan dalam menjawabnya dibandingkan
ketika pertama kali berlatih.
I.B. LISTENING
Biasanya, orang yang nilainya
jatuh pada bagian ini (Section I) memberikan
alasan sebagai berikut: ” Saya tidak mengetahui arti kata yang diucapkan “.
Menurut saya, alasan ini adalah tidak tepat. Yang terjadi
adalah: “Saya tidak tahu bunyi kata yang diucapkan”. Dengan kata lain: ” Saya
gagal mengidentifikasi kata apa yang diucapkan. “
Kenapa demikian? Jika Anda membaca (bukan mendengar)
listening script dari Section I, maka saya yakin Anda akan mengetahui arti kata
atau kalimat tersebut sekitar 95 – 100%. Masalahnya adalah: Anda tidak terbiasa
mendengarkan orang bercakap-cakap dalam bahasa Inggris.
Buku yang paling baik untuk mempelajari bagian
ini adalah Building Skill for TOEFL terbitan Nelson/Bina Rupa Aksara
ataupun Preparation Course for TOEFL dari Longman. Pada dua buah buku
tersebut, Anda dilatih setahap demi setahap, khususnya
mengenai identifikasi suara. Buku dari Barron cukup
jelas pula dalam memberikan kemungkinan tipe soal yang muncul pada
section ini, walaupun hanya secara tertulis. Pada akhirnya, buku
apapun asalkan disertai kaset, tidak akan menjadi masalah asalkan Anda
mengetahui cara belajarnya.
Kalau Anda sudah di USA, bermanfaatkah televisi berbahasa Inggris
untuk meningkatkan kemampuan listening kita? Ya! Akan tetapi, berlatih dengan
kaset TOEFL akan jauh terasa manfaatnya. Kemampuan Anda dalam mengidentifikasi
kalimat di televisi sebetulnya dibantu oleh gambar di televisi ataupun gerakan
mulut pembicara. Dengan kata lain, “tidak murni” listening.
Tambahan lagi, kaset TOEFL selalu memberikan rangsangan
berupa pertanyaan yang harus dijawab. Tidak demikian halnya dengan televisi.
Usahakan mendapatkan nilai yang setinggi-tingginya dari bagian A dan B karena
bagian C cukup panjang dan cukup sulit untuk dimengerti. Sewaktu Anda
mendengarkan cerita di bagian C, usahakan untuk memikirkan struktur cerita. Hal
ini sangat membantu Anda untuk mengerti cerita secara keseluruhan.
Selain itu juga, saya sama sekali tidak menyarankan Anda
mempergunakan head phone dalam belajar. Kenapa demikian ? Di Indonesia, sewaktu
ujian Anda tidak akan menemukan head phone barang satu biji pun!
Beginilah cara mempelajari Section I. Pertama, putar kaset
berisi TOEFL Model Test I Section I. Kerjakan soal-soal pada Section I seperti
lazimnya kita ujian TOEFL biasa. Setelah selesai, cocokkan dengan
kuncinya. Jika salah, tandai jawaban mana yang benar.
Kemudian, dengar kembali kaset tadi dari awal per nomer soal
tanpa melihat bagian Listening Script terlebih dahulu. Ulangi kembali
mendengarkannya jika Anda belum dapat mengidentifikasi suara-suara
yang diucapkan dan belum mengetahui jawaban mana yang benar.
Pada tahap awal, di soal yang sulit, barangkali Anda perlu
mengulanginya hingga 6 kali per nomer soal sebelum dapat
mengidentifikasikannya secara tepat. Jadi, Anda tidak mengulanginya sekaligus,
tapi pernomer soal. Tentunya, lebih baik jika Anda memiliki tape player yang
memungkinkan Anda untuk me rewind tanpa harus menyetop kasetnya terlebih
dahulu.
Kemudian, jawablah pertanyaan yang diajukan. Setelah itu,
ceklah kalimat yang Anda anggap tepat berdasarkan “pendengaran” Anda tadi
dengan kalimat pada Listening Script. Jika sudah mendengarkan
berulang-ulang tetapi Anda belum juga mampu mengidentifikasi
suara-suara yang diucapkan ataupun belum mengetahui jawaban
mana yang benar, barulah Anda dengan terpaksa membuka Listening
Script dan memperhatikan hanya pada nomer soal itu saja. Buka kamus
jika perlu.
Lakukan hal ini hingga seluruh soal selesai. Waktu
pertama kali melakukannya, Anda bisa menghabiskan waktu tidak
kurang dari 3 jam untuk mengulang-ulang satu sisi kaset saja. Setelah itu akan
berkurang drastis hingga 1 jam saja karena kemampuan Anda sudah meningkat.
Kalau Anda sudah melakukannya petunjuk diatas
untuk TOEFL Model Test I Section I, lanjutkan segera dengan mengerjakan
TOEFL Model Test II Section I. Rasakan kemudahannya dibanding ketika
mengerjakan Test I dan nikmatilah subscore yang lebih tinggi !
I.C. VOCABULARY AND READING COMPREHENSION
Jika saya menekankan Section II (Structure and Written
Expression) sebagai konsentrasi belajar saya, maka saya menekankan Section III
(Vocabulary and Reading Comprehension) sebagai tempat saya mencari nilai. Untuk
bagian ini, terus terang saya tidak menemui kesulitan sama sekali. Dua
kali berturut-turut, nilai TOEFL saya untuk section ini adalah 67.
Cara belajarnya nggak aneh-aneh. Sering seringlah membuka
kamus ketika membaca bacaan berbahasa Inggris. Kalau Anda mengetahui arti dari
seluruh kata yang terdapat pada buku Barron atau Cliffs, Hal itu sudah Lebih
dari pada cukup.
Akan tetapi, ada juga orang yang lebih suka menghafal
sederet atau sekumpulan kata-kata yang tidak ketahuan ujung pangkalnya. Menurut
saya, cara ini tidak efektif. Dengan cepat kita akan melupakannya lagi karena
kita tidak mengetahui konteks pemakaian kalimat ini.
Lagipula, saya merasa kasihan pada diri saya jika saya harus
banyak menghafal. Bagi saya, tulisan dalam artikel majalah, apalagi novel, lebih
sulit untuk mengartikan kosa katanya jika dibandingkan dengan text book.
Beberapa orang malahan berpendapat sebaliknya. Bagaimana menurut Anda sendiri?
Seorang teman menambah perbendaharaan kata dengan menulis
kata- kata yang tidak diketahuinya dalam sepucuk kertas. Satu kertas untuk satu
kata yang tidak diketahui. Selain menulis padanan kata, ia juga menulis turunan
kata tersebut, misalnya bentuk adjective- nya. Ia menghafal kata-kata tersebut
diwaktu senggang. Setiap orang memiliki metodanya sendiri-sendiri. Kalau Anda
ingin meningkatkan vocabulary Anda secara sistimatis, buku yang terbaik adalah
buku yang berjudul Word Smart dari Princeton Review.
I.D. BEBERAPA KIAT DALAM BELAJAR TOEFL
I.D.1. Kaset TOEFL yang sudah pernah Anda jawab
soal-soalnya, jangan lupa untuk sering memutarnya; misalnya waktu Anda lagi
membereskan kamar, menjelang tidur, ngelamunin pacar, dsb. Cara
belajar ini adalah cara belajar paling malas yang pernah saya temukan!
Pokoknya, Anda hanya mendengar untuk membiasakan saraf
telinga Anda saja. Terserah Anda hendak berpikir atau tidak. Kalau Anda ingin
bepikir sedikit, coba pulalah untuk mengulang kalimat tersebut atau menjawab
dalam hati. Jadi, yang namanya belajar itu nggak cuma di meja
belajar saja.
Cukup menyedihkan melihat kenyataan bahwa teman-teman yang
meminta kitab pusaka ini jarang sekali yang berniat untuk mempraktekkan cara
belajar termalas ini. Padahal cara belajar ini sama sekali tidak memerlukan
waktu khusus.
Jadi, masalahnya bukan gurunya yang salah, tetapi muridnya yang
salah.
I.D.2. Usahakanlah untuk sering mengarang
dalam bahasa Inggris. Cukup yang sederhana saja, misalnya: kegiatan
Anda sehari-hari, cita-cita, riwayat hidup, dsb. Hal ini
sangat membantu untuk menguasai TOEFL, apalagi jika ada TWE (Test
of Written English).
I.D.3. Walaupun Anda memiliki banyak buku TOEFL, untuk
menghadapi Section II sebaiknya Anda hanya mempelajari 1 buah buku sebagai buku
pegangan utama. Buku lain boleh Anda pakai, tapi hanya sebagai buku pendamping
saja.
Kenapa demikian? Dalam kasus ini, bagi saya pribadi,
mendalami seluruh isi suatu buku secara tidak sadar berarti juga mendalami:
urutan penyajian buku itu, hal apa saja yang yang menjadi penekanan dari
penulis, cara berpikir sang penulis, dan sebagainya. Jika saya mempelajari
seluruh isi buku lainnya secara bersamaan, dapat dibayangkan betapa berat beban
untuk meramunya.
I.D.4. Jangan pula dilupakan, buku Cliffs ataupun
buku TOEFL lain edisi terbaru sudah ada bagian TWE -nya. Di
Shopping Centre kota Yogya, harga buku Cliffs hanya Rp 11.000 saja termasuk
kaset – kasetnya. Di Toko Buku Gramedia Bandung harganya mencapai Rp. 23.000.
Di TB Gunung Agung di Jln. Kwitang (dekat Proyek Senen), harganya mencapai
Rp.28.000. Di perpustakaan yang besar, buku ini juga tersedia.
I.D.5. Saya juga punya buku + kaset TOEFL dari ETS. Cukup
bermanfaat sebagai latihan, tapi tidak bermanfaat sebagai buku
pedoman, karena teori-teori nggak diberikan disini, langsung soal
dan penjelasan jawaban. Dari jawaban dan penjelasan tersebut,
khususnya pada bagian Understanding TOEFL kita bisa tahu filosofi para pembuat
soal TOEFL. Cek,cek, cek, … (Filosofi itu apa sih ?!)
I.E. KIAT MEMILIH TEMPAT UJIAN TOEFL.
Selain letak dan jarak, satu faktor mutlak yang harus Anda
pertimbangkan, dalam memilih tempat ujian TOEFL adalah: seberapa baik sound
system tempat itu. Tempat test terbaik di Jakarta yang pernah saya ketahui dari
seorang teman adalah Jakarta International School dekat Pondok Indah.
Sound system yang apik dan ruangan yang cukup kecil (ukuran satu ruang
kelas sekolah), membuat suara cukup jelas di dengar.
Saya sendiri pernah tes di Gedung Manggala Wana Bakti
(Departemen Kehutanan), Slipi, Jakarta. Ruangan sangat besar (muat untuk 400
orang), demikian pula dengan speaker yang sebesar gajah; hasilnya membuat suara
bergema. Jika Anda terlanjur mendapat tempat tes ini, janganlah kuatir ! Agar
Anda terbiasa dengan kondisi sound system disana, ketika Anda belajar Section
I, keraskan nada bas tape Anda !
Jika Anda tes di Uninus Bandung, konon kabarnya, supaya
terbiasa, Anda harus belajar TOEFL dalam suasana yang ribut ! Jika Anda tes di
PPIA Jakarta, siapkanlah pakaian hangat. AC – nya nggak bisa dikecilkan !
Karena itu, jika Anda ingin mendapatkan tempat tes yang baik, bergegaslah
mendaftar![]