Pengendalian Masukan

Pengendalian Masukan

Menurut Weber (1999, pp420-456), subsistem input bertanggung jawab memasukkan data dan instruksi ke dalam sistem aplikasi.
1.   Metode Input Data (Data Input Methods)

Terdapat  beberapa  cara  untuk  memasukkan  data  ke dalam  sistem  aplikasi  yaitu  melalui  keyboard, pembacaan langsung melalui pengenal karakter optikal, pengenal  karakter  tinta  magnetik,  image  reader,  atau ATM, serta memasukkan langsung melalui touch screen, mouse, joystick, suara, video, atau suara.

2.   Desain Dokumen Sumber (Source Document Design)
Beberapa metode memasukkan data ke dalam komputer menggunakan      dokumen sumber. Dokumen sumber digunakan bila terdapat perbedaan waktu antara waktu terjadinya  data  dengan  waktu  memasukkan  data  ke dalam sistem. Desain dokumen sumber yang baik harus memenuhi tujuan berikut ini :
a.   Formulir   harus   dapat   mengurangi   kemungkinan terjadinya kesalahan pencatatan data.
b.   Formulir    harus    dapat   meningkatkan  kecepatan mencatat data.
c.   Formulir    merupakan       bagian  dari      kegiatan pengawasan.
d.   Formulir harus dapat memfasilitasi kegiatan memasukkan data ke komputer.
e.   Formulir harus dapat meningkatkan kecepatan dan keakuratan pembacaan data.
f. Formulir  harus  dapat  berperan  sebagai  referensi pengecekan.

3.   Desain   Layar   Pemasukan   Data   (Data-entry   Screen Design)
Jika data dimasukkan melalui monitor, maka diperlukan desain yang berkualitas pada tampilan pemasukan data agar  dapat  mengurangi  kemungkinan  terjadinya kesalahan dan agar tercapai efisiensi dan efektivitas pemasukan data pada subsistem input. Terdapat delapan petunjuk penilaian desain layar pemasukan data, yaitu :
a.   Pengelolaan tampilan (Screen organization)

Tampilan  harus  dirancang  agar  rapih,  seimbang, serta elemen data dikelompokkan dengan sesuai dengan  fungsinya.  Dan  jika  tampilan  digunakan untuk memasukkan data ke dalam dokumen sumber, maka tampilan harus sama dengan dokumen sumber.
b.  Caption design

Desain harus mempertimbangkan struktur, ukuran, jenis huruf, format, jarak baris, dan spasi.
c.   Data-entry field design

Field pemasukan data harus berada tepat di sebelah judul data yang harus dimasukkan.
d.  Tabbing and skipping

Sebaiknya tidak menggunakan skipping otomatis ke field baru pada desain layar, karena operator tidak dapat mendeteksi adanya kesalahan pencatatan dan diisi karena sudah terisi secara otomatis.
e.   Color
Warna  dapat  digunakan  untuk  menandakan  field yang  sedang  diisi,  untuk  memisahkan  suatu  area pada tampilan, atau untuk mengindikasikan perubahan status. Warna juga dapat mengurangi waktu  pencarian  pada  tampilan  dan  dapat memotivasi pengguna karena lebih menarik, selain itu penggunaan warna yang sedikit dapat membingungkan pengguna dalam memasukkan data.
f. Response time

Response time adalah interval waktu antara memasukan data sampai dengan sistem siap untuk menerima data baru. Response time harus stabil dan cepat.
g.  Display rate
Display rate adalah kecepatan karakter atau gambar ditampilkan pada layar komputer.
h.  Prompting and help facilities

Prompting and help facility menyediakan saran atau informasi tindakan yang harus diambil saat memasukkan data.

4.   Pengendalian Kode Data (Data Code Control) Kode data mempunyai dua tujuan, yaitu :
a.   Sebagai identitas yang unik.
b.   Untuk keperluan identifikasi.
Desain kode yang tidak bagus dapat membuat proses input mudah salah dan proses memasukkan data menjadi tidak efisien.

5.   Check Digits
Kesalahan pengetikan data dapat berdampak serius bagi perusahaan. Pengendalian yang dapat digunakan untuk mencegah terjadinya kesalahan jenis ini adalah dengan melakukan check digits. Check digits digunakan untuk memeriksa atau menguji validitas angka.

6.   Pengendalian Batch (Batch Control)
Cara pengendalian yang mudah dan efektif untuk melakukan pengendalian terhadap pemasukan data. Batching adalah proses pengelompokkan transaksi yang memiliki hubungan satu dengan yang lain.
Ada dua tipe dari batch, yaitu :

a.   Physical batches

Adalah  pengelompokkan  transaksi  pada  unit fisiknya. Sebagai contoh, sumber dokumen yang diperoleh dari pos dikumpulkan dalam satu batches.
b.   Logical batches

Adalah proses pengelompokkan transaksi dilakukan berdasarkan logika.

7.   Validasi Data Input (Validation of Data Input)

a.   Tipe validasi peng-input-an data

Data yang dimasukkan pada aplikasi harus segera di validasi. Terdapat beberapa jenis validasi data input yang harus diperiksa ketika data dimasukkan pada terminal, yaitu :
1) Field check
Dilakukan terhadap field tidak tergantung pada field lain dalam input record atau dalam input record lainnya.
2) Record check

Dilakukan pada field tergantung pada hubungan logika field itu dengan field yang lain pada record.
3) Batch check

Dilakukan pengujian apakah karakteristik dari batch record yang dimasukkan sama dengan karakteristik yang telah ditetapkan pada batch.
4) File check

Dilakukan  pengujian  apakah  karakteristik  pada file  yang  digunakan  selama  entry  data  adalah sama dengan karakteristik data pada file tersebut.
b.   Reporting Data Input Errors

Kesalahan harus dilaporkan oleh program validasi input  sehingga  dapat  dilakukan  perbaikan  secara cepat  dan  tepat  atas  kesalahan  yang  terjadi. Kesalahan dapat diberi tanda dengan sebuah bel atau pesan error. Pesan error harus dibuat dengan hati-hati agar jelas dan ringkas sopan dan netral.

8.   Pengendalian Jejak Audit (Audit Trail Control)
Jejak audit pada pengendalian input menjaga kronologis suatu kejadian mulai dari saat data dan instruksi diterima dan dimasukkan kedalam sistem aplikasi sampai dengan saat penentuan data tersebut valid dan dapat dikirim ke subsistem lain yang ada pada sistem aplikasi. Terdapat dua tipe jejak audit, yaitu :
a.   Jejak audit akuntansi, mencatat sumber data, isi dan waktu transaksi dimasukkan kedalam sistem aplikasi.
b.   Jejak audit operasional, mencatat aktivitas pegawai pada subsistem input.

Subscribe to receive free email updates: