Tehnik New Information Economics
Menurut Benson et al (2004, p9-10),
tehnik NIE terdiri
dari dua bagian yaitu 5 tehnik dasar dan 3 tehnik
pendukung.
Kelima tehnik dasar tersebut yakni :
1. Demand/ Supply Planning
Menterjemahkan strategi
bisnis ke dalam tahapan yang memberikan
arah yang jelas pada teknologi informasi
akan apa yang diharapkan perusahaan (arahan
strategi perusahaan). Manajer bisnis dan teknologi informasi
mencapai kesepakatan
akan ke mana arah perusahaan dan apa yang dapat dilakukan teknologi informasi
untuk mendukung hal tersebut. Mereka melakukan
hal ini dengan menciptakan penggerak bisnis yang dapat dilihat dari harapan strategi bisnis dan
menterjemahkannya ke dalam
strategi kebutuhan teknologi informasi.
Harapan strategi manajemen
menciptakan penggerak untuk
teknologi informasi dan kebutuhan strategi
teknologi informasi
menciptakan
'permintaan' strategi
bisnis untuk teknologi informasi , dimana perencanaan strategi
teknologi informasi harus mengantarkan
solusi
teknologi
sebagai "persediaan
strategi".
Hasilnya
adalah
agenda strategi penggunaan teknologi informasi
dalam
bisnis yang dapat diubah ke
dalam perencanaan dan tindakan
teknologi informasi .
Menurut Benson et al (2004, p 179), proses
perencanaan
yang
ideal
berhadapan dengan elemen-elemen sebagai
berikut :
Tehnik perencanaan strategis Demand
/ Supply dimulai dari arahan bisnis
tingkat tinggi dan penciptaan strategi
serta rencana tindakan-tindakan untuk
menggerakkan kegiatan
teknologi informasi yang dibutuhkan untuk mencapai
arahan strategi tersebut.
Umumnya proses perencanaan
strategis perusahaan gagal untuk
eksplisit memperhitungkan kegiatan-kegiatan dan strategi-strategi teknologi
informasi, baik front-end (yaitu sebagai penggerak
dari strategi bisnis
baru) atau sebagai back-end
(yaitu penyedia kemampuan dari arahan strategis).
2. Innovation
Menurut Benson et al (2004, p187-192), teknologi informasi telah dan masih menjadi alat pendukung
utama atas berjalannya
perusahaan. Saat ini TI diharapkan tidak hanya menambah nilai pada perusahaan atas kemampuan dalam merespon kebutuhan bisnis,
tetapi juga menciptakan
peluang bisnis melalui inovasi
yang berupa kombinasi dari kemampuan TI dengan kebutuhan pelanggan. Peluang tadi bukan hanya peluang dalam
penghematan biaya etapi juga
penciptaan pasar baru dan penawaran pelanggan baru.
Sebagai akibatnya, maka
TI akan mendorong terjadinya penyelarasan budaya (pengelolaan dan metodologi proyek, metodologi perencanaan dan sebagainya) dan budaya inovasi (TI mampu menciptakan
dan membedakan produk, pasar dan pelanggan potensial). Dibawah
ini
adalah
tabel yang menjelaskan ciri-ciri perusahaan yang berhasil memunculkan
dan memberi penghargaan terhadap inovasi
Tehnik Innovation pada NIE terdiri dari empat komponen, yaitu :
Business and technology
monitoring (pemantauan bisnis dan
teknologi)
Adalah telaah untuk pengelolaan teknologi informasi dan manajemen
atas
perubahan
faktor
bisnis
dan
teknologi
yang
akan
memberi
pengaruh pada bisnis. Proses ini menghasilkan
sebuah teknologi dan laporan status
bisnis
dan
menggunakan penelitian eksternal, arsitektur teknologi
informasi dan perencanaan
dan informasi bisnis untuk menyelidiki teknologi dan bisnis mempengaruhi bisnis dan teknologi informasi
.
Innovation
visioning (visi
inovasi)
Mengembangkan
alternatif visi
untuk
menjawab perubahan teknologi dan bisnis serta memperoleh kesepakatan atas alternatif visi.
Business
Context and Choises (konteks
dan pilihan bisnis)
Membuat pilihan
tentang visi / arahan
perusahaan yang akan menentukan bagaimana
bisnis dapat berfungsi. Visi inovasi
mengembangkan visi alternatif/arah secara luas untuk
perusahaan, merespon terhadap
perubahan teknis dan bisnis, dan membangun
sebuah rangkaian persetujuan dari visi alternatif/arah.
Proses ini melibatkan manajer bisnis dan teknologi dalam menempatkan pertanyaan “Apa yang
dapat kita lakukan?” Kesenjangan potensial
dan perubahan potensial pada perencanaan
bisnis
klien
dan
perencanaan stratejik diidentifikasikan ditiap skenario.
Actionable Innovation (inovasi yang dapat ditindak lanjuti) Mengembangkan rencana scenario dan prototip tindakan
untuk melakukan inovasi.
Perubahan pada strategi bisnis melalui
kemampuan
teknologi informasi . teknologi informasi bisaanya merespon pada kebutuhan
bisnis dan tak jarang, arah perubahan bisnis bergantung
pada apa yang mungkin dapat dibuat oleh teknologi informasi . Praktek ini secara
explicit menggerakkan manajemen
bisnis untuk membuka kesempatan
bisnis yang dimungkinkan oleh
teknologi informasi dan juga menyediakan cara merubah kesempatan tersebut menjadi
strategi bisnis dan perencanaan taktik.
Hasilnya adalah kumpulan kesempatan bisnis yang kompetitif dan lebih kuat.
3. Prioritization
Menurut Benson
et
al
(2004,
p141-145), dasar dari
prioritas bisnis merupakan
alat untuk menilai dampak bottom
line dari proyek teknologi informasi
dan memakia sumber daya terpercaya. Prioritization memfokuskan untuk menaksir nilai bisnis dalam kaitannya dengan dampak bottom line, dari investasi teknologi informasi yang diusulkan.
Menganalisa dampak
bisnis dari inisiatif teknologi informasi , memberi prioritas pada proyek, dan menyetujui
sumber daya kepada proyek bernilai tertinggi.
Perusahaan seharusnya menghabiskan uang hanya
pada proyek yang secara langsung berhubungan dengan harapan
strateginya. Praktek ini mengatakan pada manajer
proyek, teknologi informasi mana
yang secara kuat mendukung
harapan strategi dan mengurutkan
mereka berdasarkan dampak bisnis
di masa depan. Sebagai hasil, uang dihabiskan ditempat yang tepat, untuk alasan
yang tepat dan secara bersama manajer bisnis dan teknologi informasi menyetujui keputusan tersebut.
Secara mekanisme,
proses prioritization melibatkan 5 tahapan, yaitu :
1. Proses tersebut menyatukan manajer senior
dalam
menentukan strategic
intention untuk perusahaan,
dengan
menyetujui
berat relatif
untuk
setiap
strategic intention tersebut dan dilanjutkan dengan kesepakatan bersama
mengenai definisi dan skala untuk proyek teknologi informasi mana yang akan
di taksir. Melalui tahapan pembentukan
kesepakatan bersama ini, manajer senior dapat yakin dengan
penafsiran yang konsisten dari strategic intention.
2. Semua teknologi
informasi proyek
diuraikan didalam terminologi jangka bisnis
yang konsisten juga singkat, menyediakan sumber yang tunggal untuk semua tujuan
teknologi informasi . Sponsor
bisnis dari tiap proyek bertanggung jawab atas uraian ini.
Dengan cara ini, perusahaan mempunyai suatu pandangan yang berorientasi
bisnis tentang teknologi informasi
nya secara lengkap.
3. Penggunaan definisi skala cause-and-effect
untuk masing-masing tujuan yang
strategis, para manajer menilai
dampak
yang
diramalkan dari tiap manajer
memperhatikan cause-and-effect hubungan antara proyek dan arahan strategi: jika kita lakukan proyek
ini, dampak apa berakibat pada masing-masing dari niat
yang strategic intention? Masing-masing manajer harus menilai semua proyek.
Langkah ini mengakibatkan pemahaman
yang luas di bisnis para manajer dari
semua teknologi informasi , bagaimana mereka menghubungkan semua bagian- bagian dari
bisnis, dan dampak mereka
terarah.
4. Dalam forum
bersama, para manajer meninjau ulang semua penaksiran. Hal ini memungkinkan
untuk diskusi terbuka untuk penilaian yang berbeda dan pengembangan persetujuan yang berikut telah menghasilkan
prioritas.
5. Teknologi informasi mengembangkan suatu proyek yang diusulkan
berdasarkan pada
prioritas, batasan sumber daya, dan ketergantungan
penjadwalan
4. Alignment
Menganalisa dampak bisnis dari aktivitas
teknologi informasi yang
sudah ada. Setiap uang yang dihabiskan untuk menjaga sistem yang ada adalah uang yang
tidak dihabiskan untuk pengembangan baru. Jadi, manajer teknologi informasi dan bisnis dapat memutuskan inisiatif teknologi informasi
yang manakah yang seharusnya mendapatkan sumber daya perusahaan, daripada beranggapan bahwa semua yang sekarang beroperasi adalah kritis
bagi bisnis dan harus didukung pada tingkat sumber daya yang ada. Hasilnya
adalah pendekatan yang lebih beralasan untuk menghabiskan uang pada aktivitas yang ada, daripada untuk pengembangan baru.
Tehnik Alignment menilai sebab
dan
akibat antara kegiatan TI yang ada, arahan strategi dan operasional perusahaan. Tehnik ini memberikan suatu cara untuk
melihat keputusan sumber daya masa lalu pada
kebutuhan saat ini dan masa depan dan
menghilangkan sumber daya dari kegiatan yang berkinerja rendah yang
digunakan untuk kegiatan yang berkinerja itnggi yang mendukung
arahan strategi perusahaan. Tehnik Alignment ini dibagi menjadi
tiga bagian yaitu :
• Strategic alignment, yang mengalamatkan pada penyelarsan aset TI
(application, infrastructure, services dan management) ke arahan strategi bisnis.
• Internal IT Alignment, yang mengalamatkan bagaimana setiap aset TI mendukung
lainnya dan secara nyata bagaimana services dan infrastruktur mendukung aset aplikasi.
• Functional
Alignment,
yang
mengalamatkan
pada
level
service,
quality, functionality, technology dan intensitas pengguna.
Berdasarkan dari keterangan yang terdapat pada situs Wiley (www.wiley.com), skor portofolio
assessments memiliki
skala
(0-5). Menurut Benson et al (2004, p150-156),
praktek prioritization memungkinkan manajemen untuk
menyetujui sumber daya untuk initiatives teknologi informasi
yang
diusulkan berdasarkan bottom line dan hubungannya terhadap strategic intention, maka praktek aligment melakukan hal yang sama untuk aplikasi
teknologi informasi dan infrastruktur yang telah ada.
5. Performance
Measurement
Mengukur kinerja teknologi informasi
dengan cara yang
berhubungan
dengan bisnis. Sangat mudah untuk menghitung
kinerja teknologi informasi pada
tahap operasional dan taktik, tapi sangat
sulit untuk mengukur dampak
teknologi informasi pada bisnis. Praktek ini mencampur keduanya dan memungkinkan teknologi
informasi
untuk mengetahui apa yang harus diukur, bagaimana
mengelola teknologi informasi berdasarkan ukuran tersebut,
dan bagaimana
mengkomunikasikan kinerja
tersebut kepada manajer bisnis
dengan cara yang dapat mereka mengerti.
Hasilnya meningkatkan
performa teknologi informasi dan meningkatkan
komunikasi dengan manajemen bisnis.
Sedangkan 3 tehnik pendukung NIE sendiri adalah :
1. IT Impact Management
Dampak pengelolaan teknologi informasi berhubungan dengan pengelolaan budaya
suatu perusahaan dan memberikan suatu kerangka kerja untuk memperlihatkan
hal apa saja yang penting bagi perusahaan.
2. Portfolio Management
Pengelolaan portfolio memberikan
pertimbangan mengenai seluruh pengeluaran teknologi informasi , menyediakan kerangka kerja holistik untuk membuat prioritas
dan keputusan investasi manajemen.
3. Culture Management
Pengelolan budaya memungkinkan
perusahaan untuk berhubungan dengan
budaya yang ada diperusahaan untuk menghilangkan
hambatan terhadap perubahan proses manajemen.