Matematika
merupakan bidang studi yang dipelajari semua siswa mulai dari tingkat pendidikan dasar, menengah
sampai tingkat perguruan tinggi, bahkan sejak di Taman Kanak-kanak (TK) sudah
mulai diperkenalkan hal-hal yang berhubungan dengan matematika. Matematika
bukanlah hanya sekedar kumpulan rumus-rumus dan perhitungan yang sangat rumit,
tetapi dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk memecahkan berbagai
masalah dan memenuhi kebutuhan praktis. Ada
banyak alasan perlunya siswa belajar matematika, antara lain karena matematika
merupakan sarana berpikir yang logis, sarana mengembangkan kreativitas, sarana
mengenal pola-pola hubungan, dan generalisasi pengalaman, serta sarana
memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu matematika
merupakan salah satu pelajaran yang memiliki peranan penting dalam kehidupan
baik itu dalam kehidupan akademis maupun sehari-hari.
Salah satu karakteristik matematika adalah memiliki objek kajian yang bersifat abstrak (Sumardyono, 2004:31). Untuk mempelajari dan memahami matematika bukan hal yang mudah. Oleh karena itu, dibutuhkan upaya siswa untuk mempelajari dan memahami pelajaran matematika secara intensif sehingga pencapaian prestasi matematika siswa bisa optimal. Upaya belajar yang dibutuhkan oleh siswa dalam memepelajari dan memahami matematika itu adalah dengan belajar berdasarkan Self-Regulated Learning.
Self-Regulated Learning adalah upaya mengatur diri dalam belajar dengan mengikutsertakan kemampuan metakognisis, motivasi dan perilaku aktif ( Ablard dan Lipschultz, 1998: 94 ). Siswa yang memiliki Self-Regulated Learning akan secara aktif dalam melakukan aktifitas belajarnya ( Schunk dan Zimmerman dikutip Devi, 2007:3) . Jadi, jika dirasakan siswa bahwa suatu pelajaran atau pembahasan pelajaran tidak dimengerti oleh siswa, maka siswa akan lebih aktif untuk dapat mempelajarinya. Seperti membuat perencanaan apa yang akan dipelajari lagi, melakukan pemantauan terhadap hasil belajarnya, mengevaluasi hasil belajar yang diperolah, mengulang, mengorganisasi belajarnya, berusaha untuk mencapai prestasi yang optimal, dan termasuk mencari bantuan pada teman, guru atau orang yang dianggap lebih mengerti.
Penggunaan Self-Regulated Learning sebagai suatu bentuk upaya siswa dalam memotivasi diri untuk dapat mencapai hasil yang optimal dalam belajar. Jadi dapat dikatakan bahwa semakin baik Self-Regulated Learning, maka akan semakin baik hasil prestasi yang dapat dicapai. Sebaliknya, jika siswa memiliki Self-Regulated Learning yang rendah, maka kurang dapat melakukan perencanaan, pemantauan, evaluasi pembelajaran dengan baik, kurang mampu melakukan pengelolaan potensi dan sumber daya yang baik dan sebagainya, sehingga hasil dari belajarnya tidak optimal, sesuai dengan potensi diri yang dimilikinya. Hal tersebut didukung oleh hasil penelitian Devi (2007:9) menunjukkan hasil bahwa ada pengaruh atau peran belajar berdasarkan regulasi diri (Self-Regulated Learning ) terhadap prestasi belajar matematika siswa.
Salah satu karakteristik matematika adalah memiliki objek kajian yang bersifat abstrak (Sumardyono, 2004:31). Untuk mempelajari dan memahami matematika bukan hal yang mudah. Oleh karena itu, dibutuhkan upaya siswa untuk mempelajari dan memahami pelajaran matematika secara intensif sehingga pencapaian prestasi matematika siswa bisa optimal. Upaya belajar yang dibutuhkan oleh siswa dalam memepelajari dan memahami matematika itu adalah dengan belajar berdasarkan Self-Regulated Learning.
Self-Regulated Learning adalah upaya mengatur diri dalam belajar dengan mengikutsertakan kemampuan metakognisis, motivasi dan perilaku aktif ( Ablard dan Lipschultz, 1998: 94 ). Siswa yang memiliki Self-Regulated Learning akan secara aktif dalam melakukan aktifitas belajarnya ( Schunk dan Zimmerman dikutip Devi, 2007:3) . Jadi, jika dirasakan siswa bahwa suatu pelajaran atau pembahasan pelajaran tidak dimengerti oleh siswa, maka siswa akan lebih aktif untuk dapat mempelajarinya. Seperti membuat perencanaan apa yang akan dipelajari lagi, melakukan pemantauan terhadap hasil belajarnya, mengevaluasi hasil belajar yang diperolah, mengulang, mengorganisasi belajarnya, berusaha untuk mencapai prestasi yang optimal, dan termasuk mencari bantuan pada teman, guru atau orang yang dianggap lebih mengerti.
Penggunaan Self-Regulated Learning sebagai suatu bentuk upaya siswa dalam memotivasi diri untuk dapat mencapai hasil yang optimal dalam belajar. Jadi dapat dikatakan bahwa semakin baik Self-Regulated Learning, maka akan semakin baik hasil prestasi yang dapat dicapai. Sebaliknya, jika siswa memiliki Self-Regulated Learning yang rendah, maka kurang dapat melakukan perencanaan, pemantauan, evaluasi pembelajaran dengan baik, kurang mampu melakukan pengelolaan potensi dan sumber daya yang baik dan sebagainya, sehingga hasil dari belajarnya tidak optimal, sesuai dengan potensi diri yang dimilikinya. Hal tersebut didukung oleh hasil penelitian Devi (2007:9) menunjukkan hasil bahwa ada pengaruh atau peran belajar berdasarkan regulasi diri (Self-Regulated Learning ) terhadap prestasi belajar matematika siswa.