Proses Pembentukan Batubara

Proses Pembentukan Batubara

Batubara berasal dari sisa tumbuhan yang mengalami proses pembusukan, pemadatan yang telah tertimbung oleh lapisan diatasnya, pengawetan sisa-sisa tanaman yang dipengaruhi oleh proses biokimia yaitu pengubahan oleh bakteri.

Akibat pengubahan oleh bakteri tersebut, maka sisa-sisa tumbuhan kemudian terkumpul sebagai suatu masa yang mampat yang disebut gambut (Peatification) terjadi karena akumulasi sisa-sisa tanaman tersimpan dalam kondisi reduksi didaerah rawa dengan system draenase yang buruk yang mengakibat selalu tergenang oleh air, yang pada umumnya mempunyai kedalaman 0,5-1,0 meter. Gambut yang telah terbentuk lama-kelamaan tertimbung oleh endapan-endapan seperti batulampung, batulanau dan batupasir.

Dengan jangka waktu puluhan juta tahun sehingga gambut ini akan mengalami perubahan fisik dan kimia akibat pengaruh tekanan (P) dan temperature (T) sehingga berubah menjadi batubara yang dikenal dengan oroses p-embatubaraan (Coalitification) pada tahap ini lebih dominan oleh proses geokimia dan proses fisiska (Stch, dkk, 1982).

Proses geokimia dan fisika berpengaruh besar terhadap pematangan batubara yaitu perubahan gambut menjadi batubara lignit, batubara bituminous, sampai pada batubara jenis antrasit.

Pematangan bahan organic secara normal terjadi dengan cepat apabila endapannya terdapat lebih dalam, hal ini disebabkan karena temperature bumi semakin dalam akan semakin panas.

Proses pengubahan tumbuh-tumbuhan menjadi batubara ini dikkenal dengan cualitification. Dengan urutan zat yang dihasilkan berupa tumbuh-tumbuhan yaitu mulai dari:

- Gambut (Peat)

- Lignit

- Sub Bituminous

- Bituminous

- Semi Antrasit

- Antrasit

- Meta Antrasit

Subscribe to receive free email updates: