Pengenalan Masalah/Kebutuhan dan Keinginan
Proses
pembelian diawali dengan adanya sebuah masalah atau kebutuhan yang dirasakan
oleh konsumen. Konsumen mempersepsikan perbedaan antara keadaan yang diinginkan
dengan situasi saat ini guna membangkitkan dan mengaktifkan proses keputusan.
Pencarian Berbagai Informasi
Setelah
konsumen merasakan aadanya kebutuhan sesuatu barang atau jasa, selanjutnya
konsumen mencari informasi.
Yang
menjadi perhatian utama pemasar adalah sumber-sumber informasi utama yang
menjadi acuan konsumen dan pengaruh relatif tiap sumber tersebut terhadap
keputusan pembelian selanjutnya. Sumber informasi konsumen digolongkan kedalam
empat kelompok, yaitu :
1.
Sumber pribadi : Keluarga, teman, tetangga, kenalan.
2.
Sumber komersial : Iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan,
pajangan di toko.
3.
Sumber publik : Media massa, organisasi penentu
peringkat konsumen
4.
Sumber pengalaman : Penanganan, pengkajian, dan
pemakaian produk.
Melalui
pengumpulan informasi, konsumen mengetahui tentang merek-merek yang bersaing
dan keistimewaan merek tersebut. Dibawah ini terlihat gambar yang menunjukkan
urutan-urutan dalam keputusan pembelian konsumen terhadap suatu merek tertentu.
Evaluasi Berbagai Alternatif
Setelah
informasi diperoleh, konsumen mengevaluasi berbagai alternatif pilihan dalam
memenuhi kebutuhan tersebut. Beberapa konsep dasar akan membantu kita memahami
proses evaluasi kosumen: Pertama, konsumen berusaha untuk memenuhi suatu kebutuhan.
Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk. Ketiga,
konsumen memandang masing-masing produk sebagai sekumpulan atribut
dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang digunakan
untuk memuaskan kebutuhan itu.
Para
konsumen memiliki sikap yang berbeda-beda dalam memandang atribut-atribut yang
dianggap relevan dan penting. Mereka akan memberikan perhatian terbesar pada
atribut yang memberikan manfaat yang dicarinya. Pasar sebuah produk sering
dapat disegmentasi berdasarkan atribut yang menonjol dalam kelompok konsumen
yang berbeda-beda.
Konsumen
mengembangkan sekumpulan keyakinan merek tentang dimana posisi setiap
merek dalam masing-masing atribut. Kumpulan keyakinan atas suatu merek
membentuk citra merek. Citra merek konsumen akan berbeda-beda karena
perbedaan pengalaman mereka yang disaring oleh dampak persepsi selektif,
distorsi selektif, dan ingatan selektif.
Keputusan Pembelian
Keputusan untuk membeli mungkin timbul karena adanya penilaian obyektif atau karena dorongan emosi. Keputusan untuk bertindak adalah hasil dari serangkaian aktivitas dan rangsangan mental dan emosional. Proses untuk menganalisa, merasakan dan memutuskan ini pada dasarnya adalah sifat seorang individu dalam memecahkan masalah.
Keputusan untuk membeli mungkin timbul karena adanya penilaian obyektif atau karena dorongan emosi. Keputusan untuk bertindak adalah hasil dari serangkaian aktivitas dan rangsangan mental dan emosional. Proses untuk menganalisa, merasakan dan memutuskan ini pada dasarnya adalah sifat seorang individu dalam memecahkan masalah.
Dalam
tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi atas merek-merek dalam kumpulan
pilihan. Konsumen juga mungkin membentuk niat untuk membeli produk yang paling
disukai.
Tahap-tahap
antara Evaluasi Alternatif dan Keputusan
Pembelian
1.
Faktor pertama, adalah sikap orang lain. Sejauh mana
sikap orang lain mengurangi alternatif yang disukai oleh seseorang akan
bergantung pada dua hal, yaitu :
a.
Intensitas sikap negatif orang lain terhadap alternatif
yang disukai konsumen.
b.
Motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain.
Semakin gencar sikap negatif orang
lain dan semakin dekat orang tersebut dengan konsumen, semakin besar konsumen
akan mengubah niat pembeliannya. Keadaan sebaliknya juga berlaku, preferensi
seorang pembeli terhadap suatu merek akan meningkat jika seseorang yang ia
sukai juga sangat menyukai merek yang sama.
2. Faktor kedua, adalah faktor situasi yang tidak terantisipasi yang dapat muncul dan mengubah niat pembelian.
Evaluasi
Pascapembelian
Setelah
membeli produk, konsumen akan mengalami level kepuasan atau ketidakpuasan
tertentu. Tugas pemasar tidak berakhir saat produk dibeli, melainkan berlanjut
hingga periode pascapembelian. Pemasar harus memantau kepuasan pasca pembelian,
tindakan pascapembelian, dan pemakaian produk pascapembelian.
1.
Kepuasan Pascapembelian
Apa yang
menentukan apakah pembeli akan sangat puas, agak puas, atau tidak puas terhadap
suatu pembelian? Kepuasan pembeli merupakan fungsi dari seberapa dekat harapan
pembeli atas suatu produk dengan kinerja yang dirasakan pembeli atas produk
tersebut. Jika kinerja produk lebih rendah daripada harapan, pelanggan akan kecewa,
jika ternyata sesuai harapan, pelanggan akan puas, jika melebihi harapan
pembeli akan sangat puas. Perasaan-perasaan itu akan membedakan apakah
pembeli akan membeli kembali produk tersebut dan membicarakan hal-hal yang
menguntungkan atau tidak menguntungkan tentang produk tersebut dengan orang lain.
2.
Tindakan Pascapembelian
Kepuasan dan
ketidakpuasan konsumen terhadap suatu produk akan mempengaruhi perilaku
selanjutnya. Jika konsumen puas, ia akan menunjukkan kemungkinan yang lebih
tinggi untuk membeli kembali produk tersebut. Para pelanggan yang tidak puas
bereaksi sebaliknya.. Mereka mungkin membuang atau mengembalikan produk
tersebut.
3.
Pemakaian dan Pembuangan Pascapembelian.
Pemasar juga
harus memantau bagaimana pembeli memakai dan membuang produk