Tahapan Audit Sistem Informasi

Tahapan Audit Sistem Informasi
Menurut  Weber  (1999,  pp47-55),  tahapan-tahapan  Audit  Sistem Informasi adalah sebagai berikut:
a.   Perencanaan Audit (Planning the Audit)

Ini merupakan fase pertama dalam pemerikasaan audit bagi auditor eksternal  berarti  menyelidiki  dari  awal  atau  melanjutkan  yang  ada untuk menentukan apakah pemeriksaan tersebut dapat diterima, penempatan staf audit yang sesuai, melakukan pengecekan informasi latar belakang klien, mengerti kewajiban utama dari klien, menganalisa memajukan  bisnis  klien  dan  mengidentifikasikan  area  resiko. Sedangkan  bagi  auditor  internal  berarti  mengerti  objek  pendukung dalam pemeriksaan, penyediaan informasi pendukung staf yang handal dan mengidentifikasi area resiko.

b.   Pengujian Pengendalian (Tests of Controls)

Biasanya dalam fase ini diawali memusatkan pada pengendalian manajemen, apabila hasil menunjukkan tidak sesuai dengan harapan maka pengendalian manajemen tidak berjalan sebagaimana mestinya. Bila            auditor   menemukan   kelemahan   serius   pada   pengendalian manajemen mereka akan mengemukakan opini atau mengambil keputusan dalam pengujian transaksi dan saldo untuk hasilnya.
c.   Pengujian Transaksi (Test of Transactions)

Pengujian transaksi yang termasuk pengecekan jurnal yang masuk dari dokumen utama, menguji nilai kekayaan dan ketepatan komputasi. Komputer  sangat  berguna  dalam  pengujian  ini  dan  auditor  dapat menggunakan piranti lunak (software) audit yang umum untuk mengecek apakah pembayaran bunga dari bank telah di kalkulasi secara tepat.

d.   Pengujian Saldo atau Hasil Keseluruhan (Test of Balances or Overall Result)

Dalam audit keuangan terhadap sistem akuntansi berbasis komputer, pengujian substantif atas saldo misalnya dilakukan dengan memeriksa apakah saldo suatu rekening telah sesuai, misalnya piutang. Teknik pemeriksaannya dapat dilakukan dengan cara membuat dan mengirimkan  surat  konfirmasi  kepada  debitur.  Jawaban  dari  debitur akan membuktikan apakah hutang  menurut pengakuannya sudah sesuai dengan     saldo   buku   pembantu   piutang   dalam   sistem   akuntansi. Sedangkan dalam audit operasional dapat dilakukan dengan memeriksa konteks efisiensi dan efektifitas dalam kegiatan komputerisasi.
e.   Penyelesaian Audit ( Completion of the Audit)

Di tahapan akhir audit, auditor eksternal membuat kesimpulan dan rekomendasi untuk dikomunikasikan pada manajemen. Jenis-jenis pendapat auditor adalah:
1)  Pernyataan tidak memberikan pendapat (Disclaimer of Opinion)
Auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.
2)  Pendapat tidak wajar (Adverse Opinion)

Auditor memberikan pendapat tidak wajar jika laporan keuangan yang diberikan tidak disusun berdasarkan prinsip akuntansi secara umum.
3)  Pendapat wajar dengan pengecualian (Qualified Opinion)
Auditor menyatakan bahwa laporan keuangan yang disajikan salah  tetapi   tidak   ada   yang   mempengaruhi   dari   laporan keuangan.
4)  Pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion)
Auditor menyimpulkan tidak ada kehilangan atau penyelewengan material atas pencatatan akuntansi.

Subscribe to receive free email updates: