Konjungsi yaitu
salah satu kohesi gramatikal yang dilakukan dengan cara menghubungkan unsur
yang satu dengan yang lain. Unsur yang dirangkaikan dapat berupa kata, frasa
atau klausa, kalimat, paragraf. Berikut
ini contoh-contoh konjungsi yang dimanfaatkan dalam wacana RB.
(20)
Setelah
kumpul keluarga di luar kamar, pamannya langsung tertawa lepas mengingat ulah
Jeng Minten. Dan ketika diceritakan
pada bapaknya dan semua saudranya dengan kompak mereka juga tidak bisa menahan
tawa. (RB, 13/01/2007)
(21)
Ketika itu Djo dan Pongkring mengail ikan di sungai.
Tapi hampir tiga jam memancing, seekor ikan pun tak didapat. Mereka pulang
menjelang maghrib. Djo diajak Pongkring mampir dulu, sebab istri Pongkring,
Midul, membuat pecel. Djo pun ditawari pecel itu. Pikirannya melayang semasa
remajanya. Yakni suatu kali Djo makan pecel di dalam kereta api jurusan
Solo-Wonogiri. Enak dan nikmat
sekali, dan ada rasa harumnya. Karena pecel
itu dibungkus dengan daun jati. (RB,10/01/2007 )
(22)
Teman-temannya yang melihat hanya bengong, dan memaklumi
karena ayam yang disembelih adalah oleh-oleh orang tua Djo. Namun yang terjadi
beberapa detik kemudian, Djo malah nggubras-nggubras, merasa aneh dengan
daging yang disantapnya, setelah itu ia menyumpah-nyumpah setelah mengeluarkan kunyahan
daging dari mulutnya. (RB, 27/02/2007 )
(23)
Sebetulnya Minul sudah diminta naik motor sendiri, biar
tidak merepotkan terus. Tetapi Minul masih merasa trauma, karena pernah jatuh saat naik motor. (RB,
24/02/2007 )
(24)
Alkisah,
pada sore itu di tempat tambal ban milik Pak Domo ada ribut-ribut. Pak Domo
yang tukang tambal ban itu kehilangan korek api yang bisa berbunyi
ceklik-ceklik, hingga marah besar. Pertama yang dituduh mencuri anaknya, lalu Pongkring, kemudian Burkim. Tapi, mereka semua mengelak. (RB, 01//02/2007)
(25)
Selain saran
dokter untuk tranfusi, tetangga Djo menyarankan agar dicarikan jambu kluthuk
sebagai alternatif penanganan DB, karena diakui bahwa buah ini mampu
meningkatkan jumlah trombosit. Djo lari ke apotek untuk menebus obat, dan
setelah cukup lama menanti karena banyaknya antrean, kembalilah dia ke RS
menyerahkan obat tersebut kepada perawat.
Setelah
itu, larilah dia ke PMI. Hanya saying, ternyata persediaan darah golongan
AB untuk bapaknya habis. Kerabat-kerabatnya dikontak untuk bisa membantu
menjadi donor bagi yang golongan darahnya AB. Ternyata, Pongkring, salah
seorang temannya siap. Tinggal persoalan jambu kluthuk yang belum diselesaikan.(RB,
02/02/2007)
Konjungsi dan pada wacana (20) menyatakan makna
penambahan (aditif), yaitu berfungsi menghubungkan secara koordinatif antara
klausa yang berada di sebelah kirinya dengan klausa yang mengandung kata dan itu sendiri atau klausa berikutnya.
Konjungsi karena pada wacana (21) berfungsi untuk
menyatakan hubungan akibat-sebab atau hubungan kausal antara klausa yang berada
di sebelah kirinya, yaitu Enak dan nikmat
sekali, dan ada rasa harumnya sebagai akibat, dengan klausa berikutnya
yaitu, pecel itu dibungkus dengan daun
jati sebagai sebab. Konjungsi malah pada wacana (22) menyatakan makna kelebihan (eksesif), yaitu keterangan pada kalimat kedua merupakan reaksi
tambahan yang berlebihan terhadap kalimat-kalimat sebelumnya.
Pada wacana (23) terdapat konjungsi tetapi yang berfungsi menyatakan hubungan pertentangan. Klausa yang
dipertentangkan ialah sebetulnya Minul
sudah diminta naik motor sendiri dengan Minul
masih merasa trauma, karena pernah jatuh saat naik motor.
Konjungsi lalu
dan kemudian pada wacana (24)
menyatakan makna urutan (sekuensial).
Urutan peristiwa yang terjadi
tentang pencarian pelaku pencurian korek api, dimulai dari yang dituduh mencuri adalah anaknya Pak Domo,
lalu Pongkring, kemudian Burkim. Sementara
itu, konjungsi setelah pada wacana
(25) berfungsi untuk menyatakan waktu.