Menurut buku karya Darmadi Durianto, Sugiarto, Tony Simanjuntak yang berjudul Strategi Menaklukkan Pasar Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Konsumen (2004:54), definisi dari Brand Awareness adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali, mengingat kembali suatu merek sebagai bagian dari suatu kategori produk. Bagian dari suatu kategori produk perlu ditekankan karena terdapat suatu hubungan yang kuat antara kategori produk dengan merek yang dilibatkan.
Menurut Aaker yang dikutip dalam buku The Power of Brand karya Freddy Rangkuti (2009:39), kesadaran merek adalah kesanggupan seseorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu.
Dari penjelasan diatas maka dapat digambarkan skema brand recognition (mengenali) dan brand recall (mengingat kembali) sebagai komponen yang berperan dalam pembentukan brand awareness (kesadaran bermerek). Hal ini juga dikemukakan dalam jurnal karya Xue Li yang berjudul How Brand Knowledge Influences Consumers Purchase Intentions (2004:41) terbitan ProQuest, yang menjelaskan bahwa brand awareness dipengaruhi oleh 2 komponen. Komponen-komponen tersebut adalah brand recognition dan brand recall.
Pengertian tentang brand recognition dan brand recall yang tertulis dalam buku karya Darmadi Durianto, Sugiarto, Tony Simanjuntak yang berjudul Strategi Menaklukkan Pasar Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Konsumen (2004:55-56), yaitu :
a. Brand recognition adalah tingkatan mengenali dan pengingatan kembali sebuah merek dengan bantuan.
b. Brand recall adalah tingkatan pengingatan kembali sebuah merek tanpa menggunakan bantuan.
Jurnal yang berjudul “The effectt of advertising on brand awareness and percieved quality: an emperical investigation using panel data” karya C.Robert Clark, Ulrich Doreazselki dan Michaela Draganska (2009:227) terbitan ProQuest mengatakan bahwa konsumen suka menyamakan antara brand awareness dengan preferences. Konsumen biasanya lebih memilih sesuatu yang dianggap paling familiar dengannya, dan ketika konsumen sudah merasa aware terhadap suatu brand belum tentu konsumen memiliki preferensi terhadap brand tersebut.
Dan Jurnal karya Nazia Yaseen, Mariam Tahira, Amir Gulzar, Ayesha Anwar dengan judul “Impact of Brand Awarenes, Percieved Quality and Customer Loyalty on Brand Profitability and Purchase Intention : A reseller’s View” (2011:833) terbitan ProQuest. Menyatakan bahwa belum ada signifikansi antara brand awareness dengan brand loyalty. Hasil dari jurnal ini mengatakan bahwa brand awareness, percieved quality, and loyalty mempunyai pengaruh terhadap purchase intention (keputusan untuk membeli). Dalam kaitannya dengan brand awareness wisatawan menunjukkan bahwa kunjungan wisatawan ke destinasi wisata salah satunya dipengaruhi oleh faktor brand awareness. Oleh karena itu, brand awareness merupakan salah satu faktor yang penting dalam mempengaruhi keinginan wisatawan untuk mengunjungi suatu destinasi wisata.
Menurut Aaker yang dikutip dalam buku The Power of Brand karya Freddy Rangkuti (2009:39), kesadaran merek adalah kesanggupan seseorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu.
Dari penjelasan diatas maka dapat digambarkan skema brand recognition (mengenali) dan brand recall (mengingat kembali) sebagai komponen yang berperan dalam pembentukan brand awareness (kesadaran bermerek). Hal ini juga dikemukakan dalam jurnal karya Xue Li yang berjudul How Brand Knowledge Influences Consumers Purchase Intentions (2004:41) terbitan ProQuest, yang menjelaskan bahwa brand awareness dipengaruhi oleh 2 komponen. Komponen-komponen tersebut adalah brand recognition dan brand recall.
Pengertian tentang brand recognition dan brand recall yang tertulis dalam buku karya Darmadi Durianto, Sugiarto, Tony Simanjuntak yang berjudul Strategi Menaklukkan Pasar Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Konsumen (2004:55-56), yaitu :
a. Brand recognition adalah tingkatan mengenali dan pengingatan kembali sebuah merek dengan bantuan.
b. Brand recall adalah tingkatan pengingatan kembali sebuah merek tanpa menggunakan bantuan.
Jurnal yang berjudul “The effectt of advertising on brand awareness and percieved quality: an emperical investigation using panel data” karya C.Robert Clark, Ulrich Doreazselki dan Michaela Draganska (2009:227) terbitan ProQuest mengatakan bahwa konsumen suka menyamakan antara brand awareness dengan preferences. Konsumen biasanya lebih memilih sesuatu yang dianggap paling familiar dengannya, dan ketika konsumen sudah merasa aware terhadap suatu brand belum tentu konsumen memiliki preferensi terhadap brand tersebut.
Dan Jurnal karya Nazia Yaseen, Mariam Tahira, Amir Gulzar, Ayesha Anwar dengan judul “Impact of Brand Awarenes, Percieved Quality and Customer Loyalty on Brand Profitability and Purchase Intention : A reseller’s View” (2011:833) terbitan ProQuest. Menyatakan bahwa belum ada signifikansi antara brand awareness dengan brand loyalty. Hasil dari jurnal ini mengatakan bahwa brand awareness, percieved quality, and loyalty mempunyai pengaruh terhadap purchase intention (keputusan untuk membeli). Dalam kaitannya dengan brand awareness wisatawan menunjukkan bahwa kunjungan wisatawan ke destinasi wisata salah satunya dipengaruhi oleh faktor brand awareness. Oleh karena itu, brand awareness merupakan salah satu faktor yang penting dalam mempengaruhi keinginan wisatawan untuk mengunjungi suatu destinasi wisata.