Sinonimi
diartikan sebagai nama lain untuk benda atau hal yang sama; atau ungkapan yang
maknanya kurang lebih sama dengan ungkapan lain. Sinonimi merupakan salah satu
aspek leksikal untuk mendukung kepaduan wacana. Sinonimi berfungsi menjalin
hubungan makna yang sepadan antara satuan lingual tertentu dengan satuan
lingual lain dalam wacana.
Kohesi leksikal sinonimi atau persamaan kata, dapat
dilihat pada data wacana RB berikut ini:
(37)
Suatu hari, ada seorang wanita cantik mencegat Djo. Seperti lelaki lainnya, kalau melihat perempuan cantik, langsung saja pasang
muka ramah. (RB, 06/01/2007)
(38)
Ketika itu Djo dan Pongkring mengail ikan di sungai. Tapi hampir tiga jam memancing, seekor ikan pun tak didapat. (RB,10/01/2007 )
(39)
Apa yang
terjadi? Djo Koplak sedang mencopot gelang
karet yang nyanthol di gigi atasnya. Benda lentur itu dipertunjukkan di hadapan Pongkring dan istrinya. (RB,
10/01/2007 )
(40)
Djo girang bukan
kepalang karena duikirim yayasan tempatnya bekerja untuk mengunjungi daerah Lawen, desa yang indah, sejuk, alam
yang masih perawan, adapt istiadat yang masih terjaga dan warganya yang masih
lugu.Sudah lama Djo memimpikan bias mengunjungi daerah tersebut, karena disitu
tinggal salah seorang kenalannya Mas Toto Lawen, yang konon memiliki rumah yang
sangat antic, karena dibangunkan oleh Romo Mangun almarhum. Djo ingin sekali
melihat banguinan itu secra langsung, bukan hanya difoto.
Djo Koplak berangkat bersama Pongkring,
Jinggo dan juga Kris TVRI. Berempat mereka mengunjungi daerah di wilayah paling
ujung utara Banjarnegara. (RB, 29/01/2007 )
Wacana (37) dan (38) terdapat sinonimi antara kata
dan kata, yaitu wanita bersinonim
dengan perempuan dan mengail bersinonim dengan memancing.
Wacana (39) terdapat contoh sinonimi frase dengan
frase, yaitu frase gelang karet dengan frase benda lentur. Wacana (40) terdapat
sinonimi antara kata dan frase, yaitu kata Lawen yang bersinonim dengan frase ujung
utara Banjarnegara.