Respirasi sel adalah proses penguraian zat
organik menjadi molekul yang lebih sederhana dan membebaskan enegi. Salah satu
hasil respirasi ialah CO2. Kita dapat mengukur kecepatan respirasi
secara tidak langsung dengan mengukur kadar CO2 udara ekspirasi.
Udara ekspirasi adalah udara yang dihembuskan sebagai hasil respirasi
(pernapasan).
CO2 bereaksi dengan air membentuk asam
karbonat (H2CO3). Air menjadi lebih asam jika CO2
bertambah. Keasaman larutan dapat
dinetralkan dengan suatu basa misalnya NaOH.
Anda dapat menentukan terjadinya penetralan dengan menambahkan indikator
ke dalam larutan. Fenolftalein merupakan suatu indikator pH yang berwarna merah
muda atau merah dalam larutan basa. Penetralan larutan asam ditunjukkan jika
fenolftalein dalam larutan mulai berubah dari bening menjadi berwarna. Dengan
menghitung volume NaOH yang diperlukan untuk menetralkan asam dapat diketahui
volume CO2 dalam larutan. Teknik ini dapat digunakan untuk mengukur
kecepatan ekspirasi pada waktu istirahat dan pada waktu mengadakan kegiatan.
Dengan melakukan kegiatan ini Anda dapat
mengembangkan keterampilan mengamati dan menyimpulkan.
Tujuan
Setelah melakukan kegiatan ini Anda
diharapkan dapat menentukan kadar CO2 udara ekspirasi yang
dihasilkan sebelum dan sesudah melakukan kegiatan berlari-lari.
Alat dan bahan
1.
Pipet ukur
2. Gelas ukur
3. Larutan fenolftalein dalam botol tetes
4. Gelas kimia 400 ml, 1 buah
5. Erlenmeyer 150 ml, 3 buah
6. Larutan NaOH 0,01 M
7. Gabus berlubang satu
8. Sedotan limun
Cara kerja
1. Isilah gelas kimia dengan 300 ml air.
Tambahkan 15 tetes fenolftalein dan aduklah. Tambahkan NaOH setetes demi
setetes sampai timbul warna merah muda. Hitung beberapa tetes NaOH yang ditambahkan.
2. Pindahkan larutan ini ke dalam 3 buah
erlenmeyer masing-masing 100 ml dan beri label erlenmeyer dengan K untuk
kontrol dan E1, E2 untuk eksperimen. Tutuplah ketiga
erlenmeyer itu dengan sumbat karet berlubang satu.
tugas 1 : Apakah larutan dalam erlenmeyer K ini
bersifat asam atau basa?
3. Untuk melihat kadar CO2 udara
ekspirasi yang dihasilkan sebelum kegiatan berlari-lari di tempat, hiruplah
udara sebanyak-banyaknya, tahan di dalam paru-paru selama 5 detik, lalu
hembuskan udara respirasi sebanyak-banyaknya melalui sedotan limun ke gelas
erlenmeyer E1. Ujung sedotan
limun harus sampai ke dasar gelas erlenmeyer.
tugas 2 : Apakah yang terjadi dengan warna
larutan itu dan apa artinya?
4. Dengan menggunakan pipet ukur tambahkan
NaOH ke dalam larutan yang telah ditiup tadi sampai warnanya sama dengan
kontrol. Goyang-goyangkan gelas agar larutan tercampur. Hitung beberapa ml NaOH
yang ditambahkan.
tugas
3 : Catat jumlah NaOH
yang ditambahkan ke dalam larutan pada tabel.
5. Untuk menghitung mikromol CO2
dalam larutan adalah berapa ml NaOH yang ditambahkan dikalikan 10.
tugas 4 : Catat jumlah CO2 yang
dihasilkan sebelum berlari-lari di tempat pada tabel.
6. Lari-larilah di tempat selama 2 menit,
kemudian hiruplah udara sebanyak-banyaknya, lalu tiupkanlah udara ekspirasi
sebanyak-banyaknya ke dalam tabung E2. Tambahkanlah larutan NaOH.
Tabel. Pengaruh latihan terhadap CO2
udara ekspirasi.
Sebelum lari-lari
|
Sesudah lari-lari
|
|
NaOH yang ditambahkan
|
...........................ml
|
..............................ml
|
CO2
yang dikeluarkan selama 1 menit
|
...............mikromol
|
..................mikromol
|
CO2
yang dikeluarkan dari rata-rata kelas
|
...............mikromol
|
..................mikromol
|
Pertanyaan
1. Apa yang terjadi dalam jaringan tubuh sehingga CO2
ekspirasi berubah?
2. Apa sebabnya CO2 yang ditiupkan
dapat digunakan untuk mengukur kecepatan respirasi sel?