PENGERTIAN INFLASI ADALAH

INFLASI  KASUS  DAN  KENYATAAN
INFLASI  ADALAH kenaikan harga secara umum, atau inflasi dapat juga dikatakan sebagai penurunan daya beli uang. Makin tinggi kenaikan harga makin turun nilai uang. Defenisi diatas memberikan makna bahwa, kenaikan harga barang tertentu atau kenaikan harga karena panen yang gagal misalnya, tidak termasuk inflasi.

Ukuran inflasi yang paling banyak adalah digunakan adalah: Consumer price indeks” atau “ cost of living indeks”. Indeks ini berdasarkan pada harga dari satu paket barang yang dipilih dan mewakili pola pengeluaran konsumen. Barang-barang dalam paket itu dibobot sesuai dengan kepentingan relatifnya bagi konsumen. Dan data harga diperoleh dalam bentuk indeksasi. Indeks yang lain juga dapat diperoleh dari “deflatoir GNP pada harga konstan”. Kelebihan indeks ini bukan hanya memperhitungkan harga barang konsumen tetapi juga harga barang kapital dan barang ekspor.
PENGERTIAN INFLASI  ADALAH

Inflasi adalah masalah seluruh dunia. Namun berdasarkan data negara yang sedang berkembang, yang lebih banyak pengalamannya dalam hal ini inflasi dibanding dengan negara industri. Penyebaran inflasi keseluruh dunia terjadi oleh karena adanya mekanisme perdagangan keuangan yang saling berkaitan antara negara dunia.
Inflasi merembes  keseluruh dunia dengan bebas. Kenaikan harga minyak empat setengah kali pada tahun 1973 – 1974 telah meningkatkan laju inflasi dunia dengan cepat pada tahun 1974 – 1975. Demikian juga perluasan “money supply” dunia pada tahun 1970 an telah mendorong inflasi. Kenyataan ini adalah akibat kekakuan “exchange rate”. Bila exchange rate (nilai tukar), fleksibel sempurna maka inflasi dapat dihindari. Sebaliknya kebanyakan negara dunia memiliki tingkat penukaran mata uang asing  (exchange rate) yang tidak fleksibel, sehingga inflasi tak dapat dihindari.
Generalisasi  seperti ini tentu ada kecualinya, yaitu negara yang mempunyai sistem perencanaan sentral di Eropa Timur atau Uni Soviet (tempo dulu). Pada negara-negara ini harga ditetapkan oleh pemerintah pusat (secara administratif). Jadi bukan karena permainan permintaan dan penawaran. Ini tidak berarti bahwa permintaan tidak pernah melebihi penawaran. Bila kenyataan ini juga terjadi maka penjatahan atau antri dapat diberlakukan terhadap produksi, sebelum penawaran ditingkatkan.
Bahkan kadang-kadang dengan memberikan subsidi. Keadaan seperti ini disebut “represed inflation”. Kelebihan permintaan diatas jumlah barang yang ditawarkan dikontrol oleh negara dan kenaikan harga dapat ditekan.
Inflasi dinegara-negara berkembang belahan barat didominasi oleh Amerika Latin (terutama Argentina, Chili, dan Uruguay). Salah satu negara di Asia yang telah mengalami inflasi hebat atau “hyperyinflation” adalah Indonesia yaitu tahun 1963 – 1971 dimana indeks harga telah naik dari 1000 menjadi 71797.
          Berhubung kebanyakan negara yang menganut sistem ekonomi campuran, harga ditentukan oleh mekanisme pasar atau interaksi “supply” dan “demand” maka penyebab inflasi dapat diketahui dari dua hal atau dua sisi yaitu sisi demand dan sisi supply. Bila inflasi disebabkan oleh demand yang berlebihan disebut “demand pull inflation” sebaliknya bila yang ditekankan dari segi supply disebut ”cost push inflation”.
Inflasi yang terjadi karena kelebihan permintaan tersebut tergantung pula pada elastisitas supply. Bila elastisitas supply besar maka kenaikan harga itu akan diimbangi dengan kenaikan produksi sehingga kenaikan harga hanya terasa sedikit sekali. Dalam jangka pendek bila terdapat kapasitas menganggur (produksi bekerja dibawah kapasitas yang tersedia) dan devisa cukup banyak, maka kenaikan permintaan akan mendorong kenaikan produksi dan mendorong pula kenaikan barang impor. Dengan kata lain pengaruh kenaikan permintaan lebih besar pengaruhnya terhadap kenaikan produksi dibanding dengan jenaikan harga. Jadi “demand pulled inflation” akan lebih berbahaya bila terdapat “constrain” dalam hal devisa dan ekonomi telah berada pada posisi yang hampir “ full employment”.
Kesimpulan dari uraian diatas bahwa:
1.    Pengaruh kenaikan demand pada situasi deflasi akan mendorong kenaikan produksi, employmen dan pendapatan.
2.    Pengaruh kenaikan demand pada situasi ekonomi yang hampir full kapasitas akan mendorong kenaikan harga.
Dilain pihak ahli moneter menganggap bahwa inflasi adalah gejala jumlah uang yang diminta akan mendorong kenaikan permintaan terhadap barang dan jasa. Dan didalam ekonomi yang beroperasi pada tingkat hampir “full employmen” hasilnya adalah demand pulled inflation”
Pada tingkat harga dan institusi tertentu permintaan uang adalah fungsi dari variabel berikut:
1.    Tingkat pendapatan real
2.    Perluasan moneterisasi terhadap aktivitas ekonomi (ditunjukkan oleh rasio monetary GNP dengan non monetary atau subsistence GNP).
3.    Kegunaan memegang uang (the net utility of holding money)
Adapun fungsi permintaan uang adalah sebagai berikut:
MD = f(Y, Z, U) dimana; MD =   demand for money
                                           Y    =   GNP real
Z     =   ratio of monetary to non monetary    activity            
U    =   net utility of holding money
Karena pemahaman U adalah lebih kompleks maka disini perlu diperluas dengan fungsi berikut :
U = f(V, R, X) dimana; V  =     convenience value of holding money balance
                                        R =     tingkat bunga bank
                                        X =     tingkat inflasi yang diperkirakan
Makin besar “convenience of holding money” makin tinggi net unility of holding money”. Demikian pula makin tinggi tingkat bunga makin tinggi net utility of holding money. Sebaliknya karena inflasi adalah ”cost dari holding money” maka makin tinggi tingkat inflasi yang diharapkan makin rendah utility of holding money. dIsini hubungan antara U dan R merupakan fungsi negatif. Jadi ”net utility of money” terdiri dari “convenience  value” (tambah tingkat bunga yang dibayar dikurangi “the expected rate of inplation” (tingkat inflasi yang diperkirakan). 

Subscribe to receive free email updates: