FILSAFAT STRUKTURALISME

FILSAFAT STRUKTURALISME
Tokoh yang berpengaruh dalam aliran filsafat strukturalisme dalah Michael Foucolt (1926 – 1984). Kesudahan ”manusia” sudah dekat, pendirian Fouclot yang sudah terkenal tentang ”kematian” manusia. 

Maksud Fouclot bukannya bahwa nanti tidak ada manusia lagi, melainkan bahwa akan hilang konsep ”manusia” sebagai suatu kategori istimewa dalam pemikiran kita. Manusia akan kehilangan tempatnya yang sentral dalam bidang pengetahuan dan dalam kultur seluruhnya.

Para penganut aliran filsafat strukturalisme ini memiliki corak yang beragam, namun demikian mereka memiliki kesamaan, yaitu : penolakan terhadap prioritas kesadaran. Bagi mereka manusia tidak lagi merupakan titik pusat yang otonom, manusia tidak lagi menciptakan sistem melainkan takluk pada sistem.

Secara garis besar ada dua pengertian pokok yang sangat erat kaitannya dengan strukturalisme sebagai aliran filsafat. Pertama, strukturalisme adalah metode atau metodologi yang digunakan untuk mempelajari ilmu-ilmu kemanusiaan dengan bertitik tolak dari prinsip-prinsip linguistik yang dirintis oleh Ferdinand de Saussure. 

Disini ilmu-ilmu kemanusiaan dimaksudkan sebagai ilmu-ilmu yang dalam terminologi Dilthey disebut Geistewissenschaften yang dibedakan dengan ilmu-ilmu pengetahuan alam atau Naturwissenschaften. Kedua, strukturalisme merupakan aliran filsafat yang hendak memahami masalah yang muncul dalam sejarah filsafat. 

Di sini metodologi struktural dipakai untuk membahas tentang manusia, sejarah, kebudayaan, serta hubungan antara kebudayaan dan alam.

Subscribe to receive free email updates: