Sistem Verifikasi Tanda Tangan

Menurut McCabe (1997, p13) masalah yang terkait dengan Sistem Verifikasi Tanda Tangan adalah:
Berapa jumlah fitur yang mencukupi?

- Apakah  fitur  yang  dipilih  invariant  terhadap  translasi,  rotasi  dan penskalaan?
- Berapa jumlah tanda tangan yang akan digunakan untuk sebagai tanda tangan referensi?

Menurut Nalwa (1997,p217 ) terdapat 2 kriteria untuk mengevaluasi suatu sistem verifikasi, yaitu
- Kriteria pertama:
Ketika sistem ini dicoba secara individual harus dapat berjalan dengan baik
- Kriteria kedua:
Ketika sistem  ditest   pada    suatu    database          yang    besar,   harus menunjukkan nilai statistic error rate yang rendah
Salah satu dari kedua kriteria ini saja tidak cukup, keduanya penting untuk dipenuhi. Jika hanya kriteria pertama yang dipenuhi, maka belum tentu sistem ini bisa dijalankan pada database yang besar walaupun dapat mengenali dirinya sendiri. Dan tidak cukup juga jika hanya kriteria ke-2 saja yang dipenuhi, pada evaluasi perfoma sistem verifikasi tidak sama dengan sistem recognition, sistem verifikasi harus dapat mengenali forgery ( pemalsu ) atau genuine ( user asli )yang mengakses sistem.

Minimal terdapat tiga keadaan yang harus dipenuhi agar kriteria pertama yaitu sistem dapat berjalan secara individual dapat dipenuhi adalah
- Sistem harus dapat mengenali coretan (tanda tangan) yang mirip secara konsisten, meskipun ada sedikit ketidaksesuaian pada kecepatan selama menggoreskan coretan (tanda tangan) dan perbedaan yang minim dari bentuk.
- Tingkat   kesulitan   yang   tinggi   untuk   memalsukan   tanda   tangan seseorang, walaupun pemalsu tanda tangan tersebut melakukan segala macam cara seperti menjiplak tanda tangan, melatih tanda tangan terlebih  dahulu,  mencari  informasi  mengenai  cara  membuat  tanda tangan tersebut, dll.
- Sistem harus dapat menolak coretan dari genuine (user asli) yang sama sekali berbeda dengan tanda tangannya.
Untuk memenuhi kriteria yang ke–2, dalam mengevaluasi sistem verifikasi tanda tangan terdapat 2 faktor yang penting yaitu False Rejection Rate (FRR) dan False Acceptable Rate (FAR). FRR adalah persentase ditolaknya tanda tangan asli yang dimasukkan  ke  dalam sistem, sedangkan FAR  adalah persentase diterimanya tanda tangan palsu. Evaluasi perfoma merupakan bagian yang sangat penting dalam suatu sistem untuk membuktikan konsistensi dari sistem.
Menurut  Griess  (2000,p11)  dalam  mengevaluasi perfoma  sistem  verifikasi tanda tangan, perlu memperhatikan 2 faktor yang penting yaitu False Rejection Rate (FRR)   dari tanda tangan asli dan False Acceptable Rate (FAR) dari tanda tangan pemalsu. Kedua faktor ini saling bertolak belakang, menurunkan salah satu factor biasanya akan mengakibatkan meningkatnya factor yang lain. Oleh karena itu, terdapat Equal Error Rate ( EER ) di mana nilai FAR sama dengan nilai FRR.  

Jika   threshold di tingkatkan maka untuk mengurangi nilai FAR, maka akan meningkatkan nilai sekuriti. Sebaliknya jika nilai threshold diturunkan maka akan meminimalkan nilai FRR dan meningkatkan realibilitas sistem.
Menurut Kholmatov (2003,pp 18 19), dalam online signature verification, nilai error rate sistem harus berkisar antara 0 % s/d 10 % untuk dapat digunakan.

Untuk menyediakan pemalsu yang sesungguhnya adalah suatu hal yang cukup sulit. Pemalsu tanda tangan secara garis besar dapat dikelompokkan dalam 2 jenis pemalsu ( forgery ):
a.   Skilled forgery
Skilled forgery adalah tanda tangan yang dibuat oleh  pemalsu tanda tangan, di mana orang tersebut memiliki referensi bentuk tanda tangan aslinya untuk dipalsukan dan telah memperlajarinya terlebih dahulu.
b.   Random or zero-effort forgery

Zero-effort forgery atau yang disebut juga random forgery, adalah tanda tangan dibuat oleh pemalsu tanpa mengetahui tanda tangan aslinya sama sekali atau bahkan tanpa mengetahui nama dari yang akan dipalsukan dan hanya diminta untuk membuat sembarangan tanda tangan tanpa mengetahui bentuknya sama sekali.

Subscribe to receive free email updates: