Pengertian Antonimi adalah

Antonimi dapat diartikan sebagai nama lain untuk benda atau hal yang lain; atau satuan lingual yang maknanya berlawanan atau beroposisi dengan satuan lingual yang lain. Antonimi disebut juga oposisi makna. Pengertian oposisi makna mencakup konsep yang betul-betul berlawanan sampai kepada yang hanya kontras makna saja.

Berdasarkan sifatnya, oposisi makna dapat dibedakan menjadi lima macam, yaitu (1) oposisi mutlak, (2) oposisi kutub (3) oposisi hubungan, (4) oposisi hirarkial, dan (5) oposisi majemuk. Oposisi makna atau antonimi juga merupakan salah satu aspek leksikal yang mampu mendukung kepaduan wacana secara semantik.
Beberapa contoh berikut merupakan oposisi makna yang ditemukan dalam wacana RB, diantaranya:
(37)   “Pak numpang tanya. Rumah Pak Toto dimana ya?”. “Ya di sini,” jawabnya enteng. (RB, 29/01/2007)
(38)   Paginya, Djo dan teman-temannya itu pergi ke sekolah. Ketika pulang, ia langsung ke tempat tambal ban. (RB, 01/02/2007)
(39)   Entah siapa yang memberi komando, Djo dan rekan-rekan serempak menjawab “Naiknya gratiiiiis!. Turunnya bayaaar!”. (RB, 18/01/2007)
(40)   Ketika jam pelajaran sudah dimulai, Djo tidak tahu dirinya diawasi gurunya, sementara semua mata murid juga tertuju padanya yang tengah diperhatikan gurunya itu. Si guru pun berjalan mendekatinya, pelan, kemudian pundak kiri Djo disentuh pak guru. Dengan bisik-bisik gurunya menyuruh Djo keluar sebentar. (RB, 19/01/2007)

Pada wacana (41) dan (42) diatas terdapat oposisi mutlak antara kata tanya dengan jawab dan pergi dengan pulang. Sedangkan wacana (43) terdapat oposisi kutub antara kata naik dengan kata turun. Kedua kata tersebut dikatakan beroposisi kutub sebab terdapat gradasi diantara oposisi keduanya, yaitu adanya realita yang lain, selain naik dan turun, juga ada sangat naik, agak naik, agak turun, dan sangat turun.  

Pada wacana (44) terdapat oposisi hubungan antara murid dengan guru. Guru sebagai realitas dimungkinkan ada karena kehadirannya dilengkapi oleh murid atau sebaliknya. Oposisi hubungan sebagai salah satu aspek leksikal dapat mendukung kepaduan wacana secara leksikal dan semantik, sehingga kehadirannya dapat menghasilkan wacana yang kohesif. 

Subscribe to receive free email updates: