Definisi Pengambilan Keputusan

A. Keputusan 

Keputusan (decision) berarti suatu tindakan memilih suatu yang tepat (choice). Arti memilih berarti adanya 2 atau lebih alternatif obyek yang ditetapkan. Pemilihan ini tidak berarti bahwa memilih antara benar dan salah. Setiap obyek dalam setiap pemilihan tidak dapat dikondisikan menjadi Namun 2 kemungkinan ini tidak berarti benar dan salah. Sering 2 kemungkinan berada di posisi hampir benar dan yang mungkin salah (Drucker, 1990). Mc Kenzie melihat bahwa keputusan adalah pilihan nyata karena pilihan diartikan sebagai pilihan tentang tujuan termasuk pilihan tentang cara untuk mencapai tujuan itu, apakah pada tingkat perorangan atau pada tingkat kolektif. McGrew dan Wilson (1985) lebih melihat pada kaitannya dengan proses, yaitu bahwa suatu keputusan ialah keadaan akhir dari suatu proses yang lebih dinamis. Ia dipandang sebagai proses karena terdiri atas saru seri aktivitas yang berkaitan dan tidak hanya dianggap sebagai tindakan bijaksana.[1]

Morgan dan Cerullo (1984) mendefinisikan keputusan sebagai “sebuah kesimpulan yang dicapai sesudah dilakukan pertimbangan yang terjadi setelah satu kemungkinan dipilih, sementara yang lain dikesampingkan”. Dalam hal ini yang dimaksud dengan pertimbangan adalah menganalisa beberapa kemungkinan atau alternatif, sesudah itu dipilih satu diantaranya. Akalu begitu kapankah dikatakan tidak ada keputusan, atau non keputusan? Non keputusan bisa terjadi apabila pengambil keputusan tidak menyadari atau tidak memahami situasi, atau dapat juga menyadarinya, tetapi pilihan itu tidak dilakukan. Sering dalam situasi seperti itu ada kekuatan lain yang campur tangan dalam proses pemilihan alternatif tersebut.[2]

Keputusan adalah pilihan yang dibuat dari 2 atau lebih alternatif. Pembuatan keputusan adalah reaksi dari masalah yang ditemui. Sedangkan pengertian masalah adalah penyimpangan antaran keadaan yang diinginkan dengan keadaan senyatanya. 

B. Bentuk-bentuk Keputusan.[3]

1. Keputusan terprogram. 

Melibatkan permasalahan rutin yang muncul secara teratur dan dapat ditujukan melalui tanggapan standar. 

2. Keputusan tidak terprogram. 

Melibatkan bukan permasalahan rutin yang memerlukan solusi secara rinci pada situasi yang ada 

C. Lingkungan Keputusan 

Lingkungan keputusan meliputi:[4]

1. Lingkungan Tertentu. 

Bilamana informasi adalah cukup untuk meramalkan hasil dari tiap alternatif dalam pengembangan implementasi. 

Kepastian adalah masalah ideal dalam memecahkan dan pengambilan keputusan lingkungan. 

2. Mengambil Resiko Lingkungan. 

Bilamana pembuat keputusan tidak dapat menyudahi kepastian mengenai hasil berbagai macam tindakan, tetapi mereka dapat merumuskan kemungkinan kejadian. Kemungkinan dapat dirumuskan melalui sasaran prosedur statistik atau intuisi pribadi. 

3. Lingkungan Tidak-Pasti 

Bilamana pembuat keputusan tidak dapat menyudahi kepastian mengenai hasil berbagai macam tindakan, tetapi mereka dapat merumuskan kemungkinan kejadian. 



D. Pengambilan Keputusan 

Pengambilan keputusan ialah proses memilih suatu alternatif cara bertindak dengan metode yang efisien sesuai situasi. Proses itu untuk menemukan dan menyelesaikan masalh organisasi. Pernyataan ini menegaskan bahwa mengambil keputusan memerlukan satu seru tindakan, membutuhkan beberapa langkah. Hal47. Membuat keputusan adalah The process of choosing a course of action for dealing with a problem or opportunity.[5]

Pengambilan keputusan hendaknya dipahami dalam 2 pengertian yaitu: 

- penetapan tujuan yang merupakan terjemahan dari cita-cita, aspirasi; 

- pencapaian tujuan melalui implementasinya (Inbar, 1979). 

Pengambilan keputusan merupakan suatu tugas yang sulit dalam kaitan dengan:[6]

- ketidak-pastian masa depan 

- konflik nilai-nilai atau hasil tujuan 

Langkah-langkah dalam membuat keputusan semantik. [7]

- Menggambarkan dan mengenali masalah dan kesempatan. 

- Mengidentifikasi dan menganalisis macam langkah tindakan alternatif, mengestimasi pengaruhnya dalam masalah atau kesempatan. 

- Memilih tindakan yang lebih disukai. 

- Mengimplikasikan tindakan yang lebih disukai. 

- Mengevaluasi hasil dan kelanjutannya sebagaimana diperlukan. 




[1] Prof. Dr. J. Salusu, MA. 2002. Hal. 51 


[2] Prof. Dr. J. Salusu, MA. 2002. . Hal. 51 


[3] Dr. Mohammad Abdul Mukhyi, SE., MM. 2008.Teori Pengambilan Keputusan (Bahan Ajar). Jakarta. Universitas Gunadharma 


[4] Dr. Mohammad Abdul Mukhyi, SE., MM. 2008. 


[5] Dr. Mohammad Abdul Mukhyi, SE., MM. 2008. 


[6] Dr. Mohammad Abdul Mukhyi, SE., MM. 2008. 


[7] Dr. Mohammad Abdul Mukhyi, SE., MM. 2008. 

Subscribe to receive free email updates: