Kesimpulan dan Saran Wacana Rubrik “Blaik”

A. Simpulan
Wacana Rubrik “Blaik” sebagai wacana humor/rekreatif tidak dapat dipungkiri telah memberi secercah manfaat bagi pembacanya, paling tidak pembaca wacana ini akan merasa terhibur, di tengah arus kehidupan yang diwarnai banyak tantangan dan rintangan.

Upaya yang dilakukan oleh para penulis wacana RB berusaha untuk memenuhi kebutuhan itu. Hiburan, kelucuan, kekonyolan, dan hal-hal yang sifatnya tak masuk akal direkam untuk kemudian diolah dan disajikan dalam bentuk wacana yang dapat dinikmati secara luas.
Wacana RB yang termasuk di dalam wacana narasi bersifat humor/rekreatif ini diteliti melalui pendekatan mikrostruktural. Pendekatan mikrostruktural terjabar ke dalam aspek gramatikal, aspek leksikal, dan diksi atau pilihan kata.

Pada rubrik “Blaik” banyak menggunakan pengacuan (referensi). Referensi adalah salah satu jenis kohesi gramatikal yang berupa satuan lingual tertentu dengan mengacu pada satuan lingual lain (atau satuan acuan) yang mendahului atau mengikutinya. Satuan lingual itu dapat berupa persona (kata ganti orang), demonstratif (kata ganti penunjuk), dan komparatif (satuan lingual yang berfungsi membandingkan antara unsur yang satu dengan unsur lainnya).
Penggantian (substitusi) adalah penggantian satuan lingual tertentu yang telah disebut dengan satuan lingual yang lain. Dalam RB terdapat substitusi yang dibedakan menjadi substitusi nominal, verbal, dan frasal.
Pelesapan (ellipsis) adalah pelesapan satuan lingual tertentu yang telah disebutkan sebelumnya. Unsur atau satuan yang di lesapkan dalam RB berupa kata, frasa, dan klausa. Adapun fungsi pelesapan tersebut ialah untuk efektivitas dan efisiensi kalimat, mencapai aspek kepaduan wacana, untuk mengaktifkan pikiran pembaca terhadap hal-hal yang tidak diungkapkan dalam satuan bahasa, serta untuk kepraktisan berbahasa.
Konjungsi yaitu salah satu kohesi gramatikal yang dilakukan dengan cara menghubungkan unsur yang satu dengan yang lain. Perangkaian unsur dalam wacana RB mempunyai bermacam-macam makna, diantaranya adalah sebab-akibat, pertentangan, kelebihan (eksesif), penambahan (aditif), urutan (sekuensial), dan waktu.
Repetisi untuk memberikan tekanan pada beberapa kata. Berdasarkan tempat satuan lingual yang diulang dalam baris, klausa atau kalimat, dalam RB terdapat repetisi epizeuksis, tautotes, anafora, epistrofa, mesodiplosis, dan anadiplosis. Tidak ada repetisi simploke karena jarang terdapat dalam karangan berupa prosa.
Sinonim diartikan sebagai nama lain untuk benda atau hal yang sama atau ungkapan yang maknanya kurang lebih sama dengan ungkapan lain. Dalam rubrik ”Blaik” sinonimi berfungsi menjalin hubungan makna yang sepadan antara satuan lingual tertentu dengan satuan lingual lain dalam wacana. Sinonim yang ditemukan adalah sinonimi antara morfem (bebas) dengan morfem (terikat), kata dengan kata, kata dengan frase atau sebaliknya, dan frasa dengan frasa.
Antonimi dapat diartikan sebagai nama lain untuk benda atau hal yang lain; atau satuan lingual yang maknanya berlawanan atau beroposisi dengan satuan lingual yang lain. Antonimi disebut juga oposisi makna. Pengertian oposisi makna mencakup konsep yang betul-betul berlawanan sampai kepada yang hanya kontras makna saja. Dalam rubrik ”Blaik” ditemukan oposisi mutlak, oposisi kutub,dan oposisi hubungan. Oposisi makna atau antonimi juga merupakan salah satu aspek leksikal yang mampu mendukung kepaduan wacana secara semantis.
Kolokasi adalah asosiasi tertentu dalam menggunakan pilihan kata yang cenderung digunakan secara berdampingan. Kata-kata yang berkolokasi adalah kata-kata yang cenderung dipakai dalam satu domain atau jaringan tertentu. Dalam rubrik ”Blaik” ditemukan kata-kata yang berkolokasi pada jaringan atau domain di bidang kesehatan. Misalnya rumah sakit, dikompres, suhu badan, dokter, diagnosis, demam berdarah, laboratorium, transfusi, trombosit, PMI, resep, obat, dan apotek.
Hiponimi diartikan sebagai satuan bahasa (kata, frase, kalimat) yang maknanya dianggap merupakan bagian dari makna satuan lingual yang lain. Fungsi hiponimi adalah untuk mengikat hubungan  antarunsur atau antarsatuan lingual dalam wacana secara semantis, terutama untuk menjalin hubungan makna atasan dan bawahan, atau antara unsur yang mencakupi dan unsur yang dicakupi.
Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan. Kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengarnya. Dalam rubrik ”Blaik” ditemukan kata-kata yang terlihat menonjol yang berhubungan dengan percintaan atau asmara dan bidang komunikasi telepon.
Secara garis besar wacana rubrik “Blaik” telah terjalin secara kohesif dengan aspek-aspek pendukung keutuhan wacana. Piranti-piranti kohesi tersebut digunakan oleh penulis RB untuk membangun teks yang menunjukkan hubungan antarklausa dalam kalimat dan antarkalimat dalam paragraf bahkan hubungan paragraf dalam wacana tersebut.
Motivasi yang melatari penciptaan wacana ini dimaksudkan untuk hiburan, disamping tentu saja untuk menarik konsumen, memberi wawasan, mengkritik dan sebagainya.

B. Saran

Penelitian dengan objek wacana rubrik di media ini hanya terbatas pada struktur mikro yang disertai dengan aspek kebahasaan pendukung saja. Penelitian lanjutan untuk memperdalam, memperluas dan mendeskripsikan seperti struktur makro, unsur sintaksis, kajian sosiolinguistik, atau aspek latar belakang penciptaan wacana dan seterusnya masih dapat dilakukan. 

Subscribe to receive free email updates: