Apa Diksi atau Pilihan Kata ?

Diksi atau Pilihan Kata
Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan; dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dan situasi dan nilai rasa yang dimilki kelompok masyarakat pendengarnya (Keraf 1984:24).

Pilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang dipakai untuk menyampaikan suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata-kata yang tepat atau menggambarkan ungkapan-ungkapan yang tepat, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi.

Pemakaian diksi dimaksudkan untuk memudahkan dan mendapatkan kesesuaian tujuan yang akan diperoleh. Pengarang ingin mengekspresikan pengalaman atau imajinasinya secara padat dan intens yang berfungsi sebagai gambaran penjelas dalam beraneka pilihan kata. Contoh dalam RB:

(37)   Djo Koplak seorang pemuda yang hobi menggoda cewek. Dia sangat puas jika korbannya benar-benar takluk, takut, malu, atau terkencing-kencing karena tak dapat menahan tawa. Sasarannya siapa pun cewek yang ia lihat, tak peduli cakep, super jelek, mulus, kerempeng, atau gendut semua dilalapnya. (RB, 05/01/2007)
(38)   Djo Koplak sedang berbunga-bunga, setelah sekian lama njomblo kini telah menemukan belahan hatinya, Minul namanya. (RB, 25/01/2007)

Penggalan wacana (49) dan (50) di atas terdapat dalam artikel RB yang berjudul “Buaya darat…” dan “Hp pembawa sial”. Pilihan kata yang berhubungan dengan percintaan atau asmara tersebut terlihat menonjol. Kata-kata tersebut diantaranya, cewek, cakep, mulus, super jelek, menggoda, njomblo, berbunga-bunga, dan belahan hati. Pemilihan kata-kata tersebut memang dipakai penulis untuk lebih menekankan istilah yang sebenarnya dalam pemakaian kalimat tanpa mengurangi makna yang terkandung di dalamnya. Kata-kata tersebut sering dijumpai dan digunakan dalam kaitannya dengan masalah kisah-kasih remaja atau hubungan percintaan. Hal ini berfungsi untuk menimbulkan ciri khas yang berbeda dalam tiap bidang tertentu.

Penggalan wacana (51) di bawah ini terdapat dalam artikel RB yang berjudul “Hp pembawa sial”. Pilihan kata yang digunakan berhubungan dengan bahasa komunikasi sehari-hari. Kata-kata tersebut diantaranya, halo, telepon, SMS, hp, nelepon, dan panggilan masuk.

(39)   Djo Koplak sedang berbunga-bunga, setelah sekian lama njomblo kini telah menemukan belahan hatinya, Minul namanya. Tiada hari tanpa tawa dan canda, dunia seakan milik mereka berdua. Djo Koplak masih berstatus mahasiswa sedangkan Minul sudah bekerja. Setiap hari, setiap saat, Minul selalu telepon dan SMS. Djo Koplak senang-senang saja punya pacar yang sangat peerhatian.

Namun kebiasaan Minul yang suka telepon setiap saat berakiBat Djo Koplak bernasib sial. Ceritanya pagi itu seperti biasa Djo Koplak pergi ke kampus sambil mengendarai motornya. Di tengah jalan seperti biasa hp-nya berbunyi tanda ada panggilan masuk. Djo Koplak langsung paham kalau yang nelepon pasti Minul pacarnya. Hanya melepas helm tanpa berhenti dan menepikan motornya terlebih dulu Djo Koplak menjawab panggilan telepon.

Halo sayang, lagi di mana?” suara dari hp Djo Koplak manja. (RB, 25/01/2007)

Pemakaian diksi tersebut dimaksudkan untuk memudahkan dan mendapatkan kesesuaian tujuan yang akan diperoleh. Pengarang ingin mengekspresikan pengalaman atau pengetahuannya secara padat dan intens. Penggunaan kata-kata tersebut berfungsi sebagai gambaran penjelas melalui beraneka pilihan kata yang berhubungan dengan tema pembicaraan.

Subscribe to receive free email updates: