Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, dan pada dasarnya merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor baik dari dalam individu (faktor intern) maupun dari luar individu (faktor ekstern).

Menurut Suryabrata (2002:233) secara garis besar mengatakan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan menjadi dua yaitu: (1) faktor intern adalah faktor yang berasal  dari dalam diri individu, yang meliputi faktor fisologis dan faktor psikologis, dan (2) faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari luar diri individu, yang meliputi faktor sosial dan faktor non sosial. Faktor fisiologis berasal dari keadaan jasmani diri individu itu sendiri, biasanya berhubungan erat dengan fungsi-fungsi fisik misalnya kesehatan panca indera dan lain-lain. Faktor psikologis berhubungan dengan hal-hal yang bersifat psikis misalnya motivasi, minat, bakat, dan kemampuan kognitif. Faktor sosial yang dimaksud disini adalah faktor manusia (sesama manusia). Faktor non-sosial meliputi keadaan cuaca, udara, lokasi tempat belajar, alat-alat yang dipergunakan untuk belajar.

Menurut Slameto (2003:54) mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: faktor intern dan faktor ekstern. Berikut ini uraian penjelasan secara garis besar dari masing-masing faktor tersebut:

1.      Faktor intern 
Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor intern ini dapat dibagi menjadi 3 (tiga) faktor yaitu faktor jasmaniah, faktor psikologi, dan faktor kelelahan
a)      Faktor jasmaniah
Faktor jasmaniah terbagi menjadi dua, yaitu faktor kesehatan dan cacat tubuh. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu. Sedangkan cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh, misal buta, tuli, dan lain-lain.

b)      Faktor psikologis
Sekurang-kurangnya ada 7 faktor yang tergolong kedalam faktor psikologis yang mempengaruhi prestasi belajar, faktor-faktor tersebut adalah:

1)      Inteligensi
Inteligensi adalah kecakapan yang terdiri dari 3 (tiga) jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan kedalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui atau menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi, dan mempelajarinya dengan cepat. Inteligensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Dalam situasi yang sama, siswa yang mempunyai tingkat inteligensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat inteligensi yang rendah.

2)      Perhatian
Seorang siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbul kebosanan, sehingga siswa tidak lagi suka belajar. Maka dari itu diusahakan bahan pelajaran selalu menarik perhatian dengan cara menyesuaikan pelajaran itu sesuai dengan hobi atau bakat siswa.

3)      Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang (dalam waktu lama). Berbeda dengan perhatian, minat selalu diikuti dengan perasaan senang dan dari situ diperoleh kupuasan.

4)      Bakat
Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan terrealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih.

5)      Motif
Motif erat hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Dalam proses belajar haruslah diperhatikan apa yang dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik atau padanya mempunyai motif untuk berpikir dan memusatkan perhatian, merencanakan, dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan atau menunjang belajar.

Motif yang kuat sangatlah perlu didalam belajar, didalam membentuk motif yang kuat itu dapat dilaksanakan dengan adanya latihan-latihan atau kebiasaan-kebiasaan dan pengaruh lingkungan yang memperkuat.

6)      Kematangan
Kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam pertumbuhan seseorang dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Kematangan belum berarti anak dapat melaksanakan kegiatan secara terus menerus untuk itu diperlukan latihan-latihan dan pelajaran. Dengan kata lain anak yang sudah siap (matang) belum dapat melaksanakan kecakapannya sebelum belajar. Belajar akan lebih berhasil jika anak sudah siap (matang).

7)      Kesiapan
Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau bereaksi. Kesiapan itu timbul dari dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan  siswa sudah ada kesiapan, maka hasil belajar akan lebih baik. 

c)      Faktor kelelahan 
Kelelahan dibedakan menjadi 2 (dua) macam yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani dapat disebabkan oleh aktivitas siswa yang terlalu banyak, sehingga menyebabkan siswa jatuh sakit. Sedangkan kelelahan rohani, dapat terjadi pada siswa, karena siswa mengalami berbagai masalah sehingga menjadi beban pikirannya.

2.      Faktor ekstern 
Faktor ekstern adalah faktor yang ada diluar diri individu yang sedang belajar. Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap prestasi belajar dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) faktor, yaitu: faktor keluarga, sekolah, dan faktor masyarakat.

a)      Faktor keluarga
Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah tangga, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang budaya. Cara orang tua mendidik anak besar pengaruhnya terhadap belajar si anak. Pola asuh orang tua yang terbaik dalam mengasuh anak adalah dengan penuh bijaksana. Orang tua yang bijaksana adalah orang tua yang tahu mempergunakan situasi dan kondisi untuk mendidik anak.

Orang tua yang demikian adalah orang tua yang mampu bersikap dominan atau membebaskan anak sesuai dengan situasi dan kondisi anak tersebut. Orang tua harus mampu menciptakan hubungan yang harmonis yang memberikan keamanan dan kebebasan psikologis anak untuk berprestasi. Di dalam menumbuhkan motivasi belajar anak sehingga dapat menunjang prestasi belajar di sekolah, orang tua harus mampu menanamkan kepercayaan diri kepada anak bahwa mampu berprestasi dan selanjutnya orang tua harus menghargai apapun prestasi yang dicapai anak.

Untuk itu orang tua harus mengenali dahulu sifat, perilaku, kebutuhan, dan kebiasaan anak. Orang tua harus selalu mengadakan komunikasi dengan anaknya sehingga orang tua akan benar-benar mengerti apa ynag diinginkan oleh anaknya dan sebaliknya, anakpun mengetahui apa yang diharapkan orang tua darinya. Tentunya hal ini memerlukan kematangan pribadi dari orang tua. Apabila orang tua telah menerima anak sesuai dengan keadaan anak tersebut, maka hal kedua yang harus dilakukan orang tua adalah memberikan dukungan dari segi teknis belajar anak. Orang tua harus mendorong anak untuk selalu menyukai pelajarannya, dan memberikan bimbingan belajar yang efektif, maka anak akan termotivasi untuk berprestasi di bidang pelajaran tersebut.

Suasana rumah juga merupakan faktor yang penting dalam belajar. Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi atau kejadian-kejadian yang sering terjadi didalam keluarga dimana anak berada dan belajar. Agar anak dapat belajar dengan baik perlulah diciptakan suasana rumah yang tenang dan tentram. Di dalam suasana rumah yang tenang dan tentram selain anak kerasan atau betah tinggal di rumah, anak juga dapat belajar dengan baik. 

b)      Faktor sekolah 
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pengajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah.

Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui didalam mengajar. Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Metode mengajar yang kurang baik itu dapat terjadi misal karena guru kurang persiapan dan kurang menguasai bahan pelajaran, sehingga guru tersebut menyampaikannya tidak jelas. Selain itu juga sikap guru terhadap siswa dan terhadap mata pelajaran itu sendiri tidak baik, sehingga siswa kurang senang terhadap pelajaran ataupun gurunya, dan akibatnya siswa malas untuk belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka metode mengajar harus diusahakan yang setepat, efisien, dan efektif mungkin.

Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa. Kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan bahan pelajaran agar siswa menerima, meguasai dan mengembangkan bahan pelajaran itu. Kurikulum yang kurang baik berpengaruh tidak baik terhadap belajar siswa. Kurikulum yang tidak baik misal kurikulum yang terlalu padat, diatas kemampuan siswa, tidak sesuai dengan bakat, minat, dan perhatian siswa.

Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar. Seluruh staf sekolah yang mengikuti tata tertib dan bekerja dengan disiplin membuat siswa menjadi disiplin pula, selain itu juga memberi pengaruh yang positif terhadap belajarnya. Dengan demikian agar siswa belajar lebih maju, siswa harus disiplin didalam belajar baik disekolah, dirumah, dan diperpustakaan dan kondisi tersebut harus didukung dengan disiplin dari guru beserta staf yang lainnya.

Waktu sekolah adalah waktu terjadinya proses belajar mengajar disekolah, waktu itu dapat pagi, siang, sore atau malam hari dan sangat berpengaruh di dalam belajar. Jika terjadi siswa dipaksa masuk sekolah di sore hari, sebenarnya kurang dapat dipertanggungjawabkan karena siswa harus beristirahat, tetapi terpaksa masuk sekolah, sehingga mereka mendengarkan pelajaran sambil mengantuk, sukar berkonsentrasi dan sebagainya. Jadi memilih waktu sekolah yang tepat akan memberi pengaruh positif terhadap belajar.

Metode belajar siswa adalah faktor ekstern dalam keberhasilan belajar siswa. Banyak siswa melaksanakan cara belajar yang tidak efektif. Dalam hal ini perlu pembinaan dari guru. Dengan cara belajar yang efektif akan meningkatkan prestasi belajar siswa, dan juga dalam pembagian waktu untuk belajar. Kadang-kadang siswa belajar dengan tidak teratur atau terus menerus, karena besok akan tes. Dengan belajar demikian siswa akan kurang beristirahat, bahkan mungkin dapat jatuh sakit. Maka perlu belajar secara teratur setiap hari, dengan pembagian waktu yang baik, memilih cara belajar yang tepat dan cukup istirahat akan meningkatkan hasil belajar.

c)      Faktor masyarakat

Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaanya siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat. Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan terhadap perkembangan pribadinya. Tetapi jika siswa ambil bagian dalam kegiatan masyarakat yang terlalu banyak, misal berorganisasi, belajarnya akan terganggu, lebih-lebih jika  tidak bijaksana dalam mengatur waktu. Perlulah kiranya membatasi kegiatan siswa dalam masyarakat supaya jangan sampai mengganggu belajarnya. Jika mungkin memilih kegiatan yang mendukung belajar. Kegiatan itu misalnya kursus atau bimbingan belajar, kelompok diskusi, dan lain sebagainya.

Selain beberapa faktor diatas faktor intern lain yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah Self-Regulated Learning. Menurut Zimmerman (1989:329) Self-Regulated Learning berhubungan dengan metakognisi, motivasi, dan perilaku yang berpartisipasi aktif untuk mencapai tujuan personal. Zimmerman dan Kinsatas (1999) mengemukakan bahwa siswa yang menerapkan Self-Regulated Learning akan mengalami beberapa kemajuan dan perubahan dari berbagai segi. Dilihat dari segi metakognisi, siswa yang menerapkan Self-Regulated Learning akan lebih mampu merencanakan, mengorganisasikan, mengukur diri dalam berbagai tingkat kesulitan dalam belajar. Dari segi motivasi, dengan menerapkan Self-Regulated Learning siswa akan lebih memiliki efikasi diri yang baik, mandiri dalam belajar, dan memiliki motivasi intrinsik dari dalam diri yang sangat membantu pembelajaran siswa. Dan jika dilihat dari segi perilaku, siswa yang menerapkan Self-Regulated Learning akan lebih mampu menyeleksi,  mengatur, dan menciptakan dan memanfaatkan lingkungan baik sosial dan fisik yang dapat membantu dirinya dalam proses belajar.

Subscribe to receive free email updates: