Konsep Sistem Internasional
Perang Dingin adalah istilah yang diciptakan oleh seorang ahli keuangan Amerika, Bernard Baruch, pada April 1947. Istilah ini diciptakan untuk menggambarkan suatu keadaan tentang hubungan antar negara yang upaya-upayanya untuk mengalahkan dan menjegal pihak lain yang termanifestasi di dalam tekanan-tekanan ekonomi, propaganda, kegiatan-kegiatan rahasia dan subversif, aksi politik di pertemuan-pertemuan organisasi internasional, langkah-langkah yang senantiasa menghentikan segala macam pertempuran yang sebenarnya “perang panas” atau “perang tembakan”.
Istilah tersebut di gunakan secara longgar untuk melukiskan seluruh periode hubungan antara Uni Soviet dan kekuatan-kekuatan utama Barat, khususnya AS, setelah berakhirnya Perang Dunia II, seperti yang dikutip dalam buku yang dikarang oleh T. May Rudy yang berjudul Studi Strategis : Dalam Transformasi Sistem Internasional Pasca Perang Dingin (2001 : 61).
Perang Dingin dapat berarti banyak hal bagi banyak orang. Perang Dingin adalah suatu pembagian dunia menjadi dua pihak yang saling bermusuhan. Dapat juga sebagai polarisasi dari Eropa secara umum, dan Jerman secara khusus menjadi wilayah persebaran kepentingan yang saling berlawanan. Perang Dingin dapat berarti sebagai kontes ideologi, beberapa orang menyebutnya antara Kapitalis dan Komunis, dan yang lain mengatakannya antara paham Demokrasi dan Otoriter.
Dan masih banyak lagi pendapat-pendapat lainnya yang sangat sangat beraneka ragam dalam pemaknaan Perang Dingin itu sendiri. Perang Dingin didominasi oleh apa yang saat ini dikenal dengan nama “Super Power”, yaitu AS dan Uni Soviet. Dengan berbagai cara mereka membagi Eropa bagi mereka sendiri, dan persaingan diantara keduanya secara bertahap menyebar dihampir setiap sudut di dunia ini. Pada tahun 1989 – 1991 Perang Dingin berakhir bersamaan dengan runtuhnya Uni Soviet sebagai sebuah negara, seperti yang dikutip dalam buku yang dikarang oleh T. May Rudy yang berjudul Studi Strategis : Dalam Transformasi Sistem Internasional Pasca Perang Dingin (2001:61).
Selama Perang Dingin berlangsung politik global menjadi Bipolar dan dunia terbagi menjadi tiga bagian. Satu kelompok dari masyarakat-masyarakat terkaya dan demokratis yang dipimpin oleh Amerika Serikat, berhubungan di dalam suatu ideologi, politik dan ekonomi yang tersebar, dan persaingan militer dengan suatu kelompok yang terdiri dari sejumlah masyarakat komunis yang lebih miskin berasosiasi dan dipimpin oleh Uni Soviet.
Sebagian besar konflik yang terjadi berlangsung di negara Dunia Ketiga di luar wilayah dua pihak ini. Dalam kenyataanya secara militer, setelah jatuhnya Uni Soviet, Amerika Serikat jelas sekali merupakan kekuatan yang terdepan di dunia. Perang Teluk menunjukan kapabilitasnya yang unik dalam hal pertunjukan kekuatan. Secara politis, AS sesungguhnya merupakan satu-satunya kekutan terbesar.