Modernisasi Dalam Konteks Hubungan Internasional

Konsep modernisasi secara umum dapat dijelaskan sebagai suatu bentuk dari perubahan sosial yang terarah yang didasarkan pada suatu perencanaan yang disebut sebagai social planing. Pada dasarnya pengertian modernisasi mencakup suatu transformasi total dari kehidupan bersama yang tradisional atau pramodern dalam arti teknologi dan organisasi sosial kearah pola-pola ekonomis dan politis yang menandai negara-negara Barat yang stabil, seperti yang dikutip didalam buku yang dikarang oleh Soerjono Soekanto yang berjudul Sosiologi Suatu Pengantar(1986:331).

Modernisasi pada hakekatnya mencakup bidang-bidang yang sangat banyak, dalam abad Social Change ini mau tidak mau harus dihadapi oleh masyarakat. Bidang mana yang akan diutamakan oleh suatu masyarakat, tergantung dari kebijakan penguasa yang memimpin masyarakat tersebut.

Modernisasi tidak sama dengan reformasi yang menekankan pada faktor-faktor rehabilitasi, modernisasi bersifat preventif dan konstruktif dan agar proses tersebut tidak mengarah pada angan-angan sebaliknya modernisasi harus dapat memproyeksikan kecenderungan yang ada dalam masyarakat dewasa ini kearah waktu-waktu mendatang, sebagai contoh adalah modernisasi pertahanan yang dapat dikatakan bersifat preventif dan konstruktif, seperti yang disebutkan sebelumnya menurut teori sosiologi tentang modernisasi, maka konsep modernisasi yang demikian dapat digunakan sebagai salah satu kerangka berpikir dalam penelitian ini.

Teori-teori modernisasi secara umum berdasarkan pada akar teori Emili Durkheim dan Max weber tentang perubahan sosial yang terjadi di masyarakat, karena secara umum teori modernisasi dipengaruhi oleh sosial psikologi dan kerangka ekonomi, evolusi yang terjadi pada masyarakat tradisional lebih menekankan pada modernisasi yang dilakukan oleh negara-negara Barat dan ditekankan pada negara-negara Dunia Ketiga, oleh karena itu negara-negara Dunia Ketiga perlu adanya intensif bantuan bangsa untuk mengatasi kekurangan dan perlunya kebutuhan materil dan kebutuhan sosial, seperti adanya pertisipasi masyarakat dalam kehidupan sosial dan keterlibatan politik. Titik tolak perumusan modernisasi menekankan pada cara-cara baru dalam berpikir yang memungkinkan manusia menciptakan industri modern, masyarakat modern dan pemerintahan modern, seperti yang dikutip dalam buku yang dikarang oleh Myron Weiner yang berjudul Modernisasi: Dinamika pertumbuhan (1980:12).

Modernisasi sendiri merupakan suatu perubahan yang terencana untuk menghasilkan kearah yang lebih baik, walaupun arti dari modernisasi itu sendiri mempunyai bermacam-macam makna bila dipandang dari sudut yang berlainan serta menekankan pada stabilitas perubahan sosial ekonomi yang cepat dalam mengiringi modernisasi, juga adanya implikasi industrialisasi, pertumbuhan ekonomi, meningkatnya mobilitas sosial dan partisipasi politik .

Adapun modernisasi yang diperkenalkan di RRC merupakan suatu proses untuk mencapai kemajuan dan tidak identik dengan konotasi modernisasi yang digunakan di Barat, sehingga masih diperhatikan nilai-nilai dan tatanan bawaan dari segi sosiopolitik, moral dan etnis sistem sosial asli masyarakat RRC itu sendiri dimana pranata lama sebanyak mungkin dipertahankan.

Subscribe to receive free email updates: