Obat tradisional bukan hal yang baru bagi masyarakat Indonesia. Sebelum obat-obat kimia berkembang secara modern, nenek moyang kita umumnya menggunakan obat-obatan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan untuk mengatasi problem kesehatannya. Salah satu tanaman yang digunakan untuk obat tradisional adalah jahe.
Dari jahe dapat dibuat berbagai produk yang sangat bermanfaat dalam menunjang industri obat tradisional, farmasi, kosmetik, makanan dan minuman. Ragam bentuk hasil olahannya, antara lain berupa simplisia, oleoresin, minyak atsiri dan serbuk.
Simplisia adalah bahan baku alamiah yang digunakan untuk membuat ramuan obat tradisional yang belum mengalami pengolahan pengeringan.
Bahan yang digunakan dalam pembuatan simplisia adalah bagian rimpang dari tanaman jahe. Proses pembuatan simplisia pada prinsipnya meliputi tahap-tahap pencucian, pengecilan ukuran dan pengeringan.
Bahan – Bahan yang diperlukan :
Rimpang jahe
Alat-alat yang digunakan :
Pisau stainless steel
Bak pencucian
Cara membuat
1. Penyortiran
dilakukan untuk memisahkan rimpang jahe yang busuk atau rusak dengan yang bagus atau bahan-bahan asing lainnya yang tidak digunakan dalam pembuatan simplisia
2. Pencucian
Pencucian bertujuan untuk menghilangkan kotoran dan mengurangi mikroba-mikroba yang menempel pada rimpang jahe. Pencucian harus dilakukan dalam waktu yang sesingkat mungkin untuk menghindari larut dan terbuangnya zat yang terkandung dalam simplisia.
3. Pengirisan
Rimpang jahe diiris-iris dengan ketebalan 7 – 8 mm. Ukuran perajangan sangat berpengaruh pada kualitas bahan simplisia, jika pengirisan terlalu tipis dapat menambah kemungkinan berkurangnya zat yang terkandungnya, jika terlalu tebal maka kandungan air dalam simplisia akan sulit dihilangkan.
Untuk mendapatkan simplisia dengan tekstur yang menarik, sebelum diiris, jahe dapat direbus atau digodok beberapa menit sampai terjadi proses gelatinisasi kemudian baru diiris dan dijemur.
Pengeringan
Setelah dijemur atau kering ketebalan akan menjadi 5 – 6 mm dengan kehilangan berat sekitar 60 – 70% (kadar air sekitar 7 – 12%). Pengeringan merupakan proses yang sangat penting dalam pembuatan simplisia, karena disamping agar rimpang tidak membusuk, proses juga menentukan kualitas simplisia.
Beberapa cara pengeringan jahe dalam pembuatan simplisia diantaranya :
a. Menggunakan cahaya matahari langsung
Cara ini sederhana dan hanya memerlukan lantai jemur, yang umum digunakan adalah lantai penjemuran dari semen dan rak penjemuran dari kayu. Rimpang jahe yang akan dijemur disebar secara merata dan pada saat tertentu dibalik agar panas merata dan rimpang tidak retak.
Cara penjemuran semacam ini selain murah juga praktis, namun juga ada kelemahan yaitu
suhu dan kelembaban tidak dapat terkontrol, memerlukan area penjemuran yang luas, saat pengeringan tergantung cuaca, mudah terkontaminasi dan waktu pengeringan yang lama.
b. Alat pengering energi surya (secara tidak langsung).
Alat ini menggunakan energi sinar matahari sebagai sumber panas dengan tambahan energi lain seperti listrik atau bahan bakar. Cara ini memanfaatkan sirkulasi udara untuk memindahkan panas. Besarnya energi panas dengan yang berpindah menentukan efektifitas dari alat ini. Sedangkan besarnya energi panas yang diserap tergantung pada keadaan dan struktur permukaan alat. Disamping cara pengeringan kedua tersebut diatas ada juga cara pengeringan menggunakan oven.